






Persamaan aliran air di dalam zona tidak jenuh dapat digunakan untuk
memprediksi perilaku air di dalam timbunan skala laboratorium dengan
menggunakan pemodelan numerik metode beda hingga. Hal ini dilakukan sebagai
penelitian awal untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh pada aliran
air di dalam timbunan untuk meminimalkan potensi pembentukan air asam
tambang di timbunan. Timbunan skala laboratorium dilakukan pada dua kondisi
yang berbeda yaitu sampel batuan yang tidak terkompaksi dan sampel batuan
yang terkompaksi. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh proses
kompaksi terhadap variabel-variabel yang berpengaruh pada proses aliran air di
dalam zona tidak jenuh batuan.
Persamaan aliran dalam zona tidak jenuh yang digunakan adalah persamaan van
Genuchten-Mualem. Penyelesaian persamaan ini dilakukan dengan menggunakan
metode beda hingga. Dari hasil simulasi model numerik, diperoleh bahwa nilai ????
dan ???? untuk sampel batuan yang tidak terkompaksi berada pada angka 0.06 –
0.075 dan 4 – 7.5 dan nilai ???? dan ????????untuk sampel yang terkompaksi yaitu 0.006 –
0.008 dan 1.55 – 1.57. Jika dibandingkan dengan nilai-nilai parameter dari van
Genuchten, sampel yang terkompaksi memiliki karakteristik yang hampir sama
dengan nilai parameter silt dari van Genuchten. Namun, berbeda dengan sampel
yang tidak terkompaksi. Nilai parameternya tidak berada pada rentang nilai
parameter van Genuchten. Hal ini dikarenakan perubahan kelas ukuran butir
batuan yang terjadi akibat proses kompaksi. Kelas ukuran butir sampel yang tidak
terkompaksi berada pada nilai 2.5 mm dan untuk sampel yang terkompaksi berada
pada kelas ukuran 0.76 mm. Hal inilah yang menjadi penyebab kemampuan
retensi sampel yang terkompaksi lebih besar daripada sampel yang tidak
terkompaksi.