digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Persamaan aliran air di dalam zona tidak jenuh dapat digunakan untuk memprediksi perilaku air di dalam timbunan skala laboratorium dengan menggunakan pemodelan numerik metode beda hingga. Hal ini dilakukan sebagai penelitian awal untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh pada aliran air di dalam timbunan untuk meminimalkan potensi pembentukan air asam tambang di timbunan. Timbunan skala laboratorium dilakukan pada dua kondisi yang berbeda yaitu sampel batuan yang tidak terkompaksi dan sampel batuan yang terkompaksi. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh proses kompaksi terhadap variabel-variabel yang berpengaruh pada proses aliran air di dalam zona tidak jenuh batuan. Persamaan aliran dalam zona tidak jenuh yang digunakan adalah persamaan van Genuchten-Mualem. Penyelesaian persamaan ini dilakukan dengan menggunakan metode beda hingga. Dari hasil simulasi model numerik, diperoleh bahwa nilai ???? dan ???? untuk sampel batuan yang tidak terkompaksi berada pada angka 0.06 – 0.075 dan 4 – 7.5 dan nilai ???? dan ????????untuk sampel yang terkompaksi yaitu 0.006 – 0.008 dan 1.55 – 1.57. Jika dibandingkan dengan nilai-nilai parameter dari van Genuchten, sampel yang terkompaksi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan nilai parameter silt dari van Genuchten. Namun, berbeda dengan sampel yang tidak terkompaksi. Nilai parameternya tidak berada pada rentang nilai parameter van Genuchten. Hal ini dikarenakan perubahan kelas ukuran butir batuan yang terjadi akibat proses kompaksi. Kelas ukuran butir sampel yang tidak terkompaksi berada pada nilai 2.5 mm dan untuk sampel yang terkompaksi berada pada kelas ukuran 0.76 mm. Hal inilah yang menjadi penyebab kemampuan retensi sampel yang terkompaksi lebih besar daripada sampel yang tidak terkompaksi.