digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

pdf
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi Ringkasan

Meningkatnya prevalensi Escherichia coli (AREc) yang resisten terhadap antibiotik menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang kritis, terutama di masyarakat yang bergantung pada sumber air yang tercemar. Penelitian ini mengevaluasi risiko mikrobial yang terkait dengan konsumsi air danau di komunitas Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Saguling, Indonesia, menggunakan Penilaian Risiko Mikrobial Kuantitatif (QMRA). Waduk Saguling, yang tercemar oleh limpasan pertanian, limbah industri, dan air limbah yang tidak diolah, memfasilitasi penyebaran patogen yang resisten terhadap antibiotik. Kritisnya, penyalahgunaan antibiotik, terutama dalam pertanian dan akuakultur, meningkatkan potensi kemunculan AREc, memperburuk tantangan penanganan infeksi secara efektif, termasuk namun tidak terbatas pada penyakit gastrointestinal. Penelitian ini mengidentifikasi bahaya paparan AREc melalui rute oral, menganalisis jalur dan dosis paparan, serta mengkarakterisasi risiko kesehatan pribadi dan masyarakat. Pengaruh faktor lingkungan, seperti nutrient loading, harmful algal blooms, dan variabilitas iklim, juga menjadi fokus. Dengan menerapkan QMRA, penelitian ini menunjukkan potensi AREc untuk berkontribusi pada infeksi yang sulit diobati, menekankan bahwa meskipun infeksi gastrointestinal adalah kemungkinan hasil, risiko yang lebih luas terletak pada meningkatnya kesulitan pengobatan berbagai infeksi akibat resistensi antibiotik. Temuan ini menyoroti kebutuhan mendesak akan intervensi yang ditargetkan, termasuk peningkatan akses dan ketersediaan pengolahan air yang aman, kampanye kesehatan masyarakat, dan inisiatif pendidikan, untuk mengurangi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh AREc dan mendukung pengelolaan risiko lingkungan yang lebih efektif