digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan geotermal Gunung Sirung merupakan salah satu potensi geotermal yang akan dikembangkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan rencana kapasitas sebesar 5 Mwe. Secara geologi, Gunung Sirung berada pada lokasi dengan aktivitas kegunungapian dan tektonisme yang aktif. Dalam rangka eksplorasi, diperlukan pengetahuan mengenai kondisi area prospek dan pengaruh aktivitas kegunungapian terhadap aliran fluida geotermal pada area prospek. Perubahan aliran fluida geotermal dapat terjadi akibat aktivitas kegunungapian dan dapat diamati dari temperatur permukaan. Pengamatan temperatur permukaan dilakukan dengan pendekatan remote sensing menggunakan citra ASTER Thermal Infra Red (TIR) akuisisi malam hari untuk memantau adanya variasi termal melalui land surface temperature (LST). Selanjutnya dilakukan perhitungan Radiative Heat Flux (RHF) untuk mengetahui pola sebaran panas yang diradiasikan olehh manifestasi. Penelitian hanya berfokus pada area non ubahan manusia yang dieliminasi menggunakan citra Dynamic World V1 Land Use Land Cover (LULC). Validasi data citra termal diantaranya dilakukan dengan citra visible resolusi tinggi Satellite Pour I’Observation de la Terre (SPOT) untuk kenampakan true color composite dan Landsat 8 untuk mengidentifikasi zona vegetasi rendah dan sebaran alterasi hidrotermal. Pengamatan perubahan temperatur permukaan dilakukan dalam kurun waktu sepuluh tahun untuk mengetahui perubahan yang terjadi dari dua erupsi Gunung Sirung pada tahun 2012 dan 2015. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa secara umum terjadi fluktuasi temperatur permukaan dan RHF dari tahun ke tahun yang selaras dengan aktivitas kegunungapian Gunung Sirung. Kemudian disimpulkan terdapat enam area anomali termal yaitu Area Anomali Termal Kawah Sirung, Gunung Beang, Reng Ara, Isiabang Kuaralau dan Puriali yang kemunculannya dikontrol struktur geologi dan berkorelasi dengan zona upflow sistem geotermal Gunung Sirung. Salah satu nilai RHF tertinggi tercatat pada zona Kawah Sirung (18,86 W/m2) yang merupakan kawah gunung api aktif.