










Lapangan geotermal Gunung Sirung merupakan salah satu potensi geotermal yang
akan dikembangkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan rencana
kapasitas sebesar 5 Mwe. Secara geologi, Gunung Sirung berada pada lokasi
dengan aktivitas kegunungapian dan tektonisme yang aktif. Dalam rangka
eksplorasi, diperlukan pengetahuan mengenai kondisi area prospek dan pengaruh
aktivitas kegunungapian terhadap aliran fluida geotermal pada area prospek.
Perubahan aliran fluida geotermal dapat terjadi akibat aktivitas kegunungapian dan
dapat diamati dari temperatur permukaan. Pengamatan temperatur permukaan
dilakukan dengan pendekatan remote sensing menggunakan citra ASTER Thermal
Infra Red (TIR) akuisisi malam hari untuk memantau adanya variasi termal melalui
land surface temperature (LST). Selanjutnya dilakukan perhitungan Radiative Heat
Flux (RHF) untuk mengetahui pola sebaran panas yang diradiasikan olehh
manifestasi. Penelitian hanya berfokus pada area non ubahan manusia yang
dieliminasi menggunakan citra Dynamic World V1 Land Use Land Cover (LULC).
Validasi data citra termal diantaranya dilakukan dengan citra visible resolusi tinggi
Satellite Pour I’Observation de la Terre (SPOT) untuk kenampakan true color
composite dan Landsat 8 untuk mengidentifikasi zona vegetasi rendah dan sebaran
alterasi hidrotermal. Pengamatan perubahan temperatur permukaan dilakukan
dalam kurun waktu sepuluh tahun untuk mengetahui perubahan yang terjadi dari
dua erupsi Gunung Sirung pada tahun 2012 dan 2015. Hasil dari penelitian ini
diketahui bahwa secara umum terjadi fluktuasi temperatur permukaan dan RHF dari
tahun ke tahun yang selaras dengan aktivitas kegunungapian Gunung Sirung.
Kemudian disimpulkan terdapat enam area anomali termal yaitu Area Anomali
Termal Kawah Sirung, Gunung Beang, Reng Ara, Isiabang Kuaralau dan Puriali
yang kemunculannya dikontrol struktur geologi dan berkorelasi dengan zona
upflow sistem geotermal Gunung Sirung. Salah satu nilai RHF tertinggi tercatat
pada zona Kawah Sirung (18,86 W/m2) yang merupakan kawah gunung api aktif.