digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Liquefied natural gas (LNG) adalah solusi utama dalam transisi energi bersih dengan fasilitas seperti Proyek Tangguh LNG yang dioperasikan oleh BP Berau Ltd. sebagai salah satu pengolahan gas alam cair terbesar di Indonesia. Namun, aktivitas ekstraksi gas dari reservoir Lapangan Merah pada kedalaman 3.700–4.000 meter telah menyebabkan subsidence di area fasilitas utama dengan rentang 33.000–58.670 mm. Fenomena ini berdampak signifikan pada sistem perpipaan yang terkoneksi dengan main cryogenic heat exchanger (MCHE). Fluida kriogenik bersuhu -162 °C yang dialirkan melalui pipa tersebut dapat membuat material menjadi getas, meningkatkan risiko kegagalan struktural akibat perubahan distribusi tegangan yang diinduksi oleh subsidence. Studi tugas akhir ini menganalisis dampak subsidence terhadap integritas sistem perpipaan dengan AutoPIPE. Empat sistem perpipaan yang terhubung ke MCHE dimodelkan untuk mengevaluasi distribusi tegangan akibat beban gravitasi, tekanan, suhu, angin, gempa, dan subsidence. Hasil analisis mengidentifikasi lokasi kritis dan peningkatan rasio tegangan akibat subsidence 5 cm. Studi parametrik mengkaji variasi perbedaan subsidence antar peralatan, temperatur, tekanan, jenis kompensator, dimensi H dan W pada kompensator, panjang expansion loop, kecepatan angin, dan percepatan gempa terhadap distribusi tegangan. Hasilnya menunjukkan bahwa MCHE tilting sebesar 0,228° dapat meningkatkan tegangan melebihi batas yang diizinkan, sedangkan penggunaan kompensator expansion loop menurunkan rasio tegangan sebesar 0,88.