
Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Ryan Akhandanand Syahli
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Ryan Akhandanand Syahli
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Ryan Akhandanand Syahli
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Ryan Akhandanand Syahli
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Ryan Akhandanand Syahli
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Ryan Akhandanand Syahli
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI - Ryan Akhandanand Syahli
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - Ryan Akhandanand Syahli
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Ryan Akhandanand Syahli
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT Dirgantara Indonesia (PT DI) merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang
memproduksi pesawat terbang. PT DI memiliki beberapa program bisnis dengan berbagai
industri pesawat terbang di dunia, salah satunya adalah Program SPIRIT, yaitu kolaborasi antara
PT DI dengan Spirit Aerosystems untuk membuat komponen dari pesawat Airbus A350. Pada
program SPIRIT, Spirit Aerosystems menyediakan bahan baku untuk diproduksi menjadi
komponen oleh PT DI dan komponen akan dibeli kembali oleh Spirit Aerosystems. Apabila
terdapat kecacatan dari komponen saat proses produksi, komponen akan dibuang dan PT DI
harus mengganti rugi kecacatan kepada Spirit Aerosystems. Oleh karena itu, PT DI menetapkan
target persentase tingkat kecacatan komponen Airbus A350 tidak boleh melebihi 1% dari total
produksi. Namun, kondisi aktual menunjukkan bahwa masih terdapat komponen yang melebihi
batas persentase cacat, seperti Panel 3 Fuel Lower dengan tingkat kecacatan sebesar 17,03%.
Tingkat kecacatan tersebut mengharuskan PT DI untuk mengganti kerugian kepada Spirit
Aerosystems dengan jumlah yang besar. Oleh karena itu, rumusan masalah dan tujuan pada
penelitian ini adalah mengidentifikasi kecacatan dan perancangan usulan perbaikan kualitas
untuk mengurangi jumlah kecacatan pada Panel 3 Fuel Lower. Metodologi pada penelitian ini
menggunakan metode Six Sigma dengan pendekatan DMAIC (define, measure, analyze,
improve, control). DMAIC diawali dengan perencanaan proyek dan penggalian lebih dalam
terhadap objek penelitian pada tahap define. Pengolahan data dilakukan pada tahap measure
dengan pengukuran stabilitas dan kapabilitas proses Panel 3 Fuel Lower sehingga didapatkan
nilai sigma di PT DI sebesar 1,904. Penentuan akar masalah dilakukan pada tahap analyze
melalui wawancara dengan pihak perusahaan menggunakan metode delphi. Hasil metode delphi
diperingkatkan berdasarkan perhitungan failure modes and effects analysis (FMEA) dan risk
priority number (RPN) untuk menjadi fokus perbaikan dengan hasil surface burned, heat
treatment failure, dan scratch. Perancangan usulan perbaikan terhadap ketiga cacat tersebut
berupa rancangan purwarupa rack mesin TSAA, modifikasi bantalan dan roda karet pada alat
material handling, dan perancangan metode preventive maintenance untuk mesin PRECONS
pada proses heat treatment. Kemudian dirancang standard operating procedure pada tahap
control. Usulan perbaikan yang dirancang diestimasi dapat mengurangi jumlah cacat komponen
dan kerugian finansial di PT DI.