
2025_TS_PP_Andi Muhammad Yuandana Putra-29123220_Full Text
PUBLIC Open In Flip Book Kartika Ringkasan
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang kaya, yang menjadi peluang sekaligus tantangan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, mengurangi kesenjangan sosial, dan pertumbuhan ekonomi. Kabupaten Sumedang, sebagai bagian dari Indonesia, telah memprioritaskan ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi perdesaan sebagai strategi utama dalam memerangi stunting dan pengangguran untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana integrasi teknologi, program pelatihan yang terstruktur, dan mekanisme pengawasan yang efektif dapat meningkatkan pertumbuhan industri pertanian dan pemberdayaan masyarakat di Sumedang. Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, penelitian ini menggunakan observasi partisipan, wawancara, dan diskusi kelompok terarah dengan para pemangku kepentingan seperti Pemerintah Kabupaten Sumedang dan Yayasan Bhakti Insan Motekar (BIM). Temuan studi ini mengungkapkan tiga parameter penting untuk mendorong pertumbuhan industri pertanian: Persyaratan Integrasi Teknologi (TIR), Metode Pelatihan Teknologi (TTM), dan Mekanisme Pemantauan & Evaluasi (MEM). Studi ini menyarankan model adopsi teknologi bertahap, di mana teknologi yang mudah diakses dan mudah digunakan diperkenalkan terlebih dahulu kepada petani skala kecil. Selain itu, program pelatihan yang praktis dan interaktif juga direkomendasikan untuk meningkatkan adaptasi teknologi, terutama bagi petani muda. Studi ini juga menekankan peran Koperasi sebagai model bisnis yang berkelanjutan untuk mendukung petani pascapelatihan dan partisipasi industri. Dengan menyelaraskan kebijakan pemerintah, kemajuan teknologi, dan keterlibatan masyarakat, studi ini mengusulkan model bisnis kolaboratif yang dapat mendorong pembangunan pertanian berkelanjutan, dalam rangka memperkuat ekonomi pedesaan dan berkontribusi pada agenda ketahanan pangan nasional.