

BAB I Deden Hendan Durahman [37020012]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II Deden Hendan Durahman [37020012]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III Deden Hendan Durahman [37020012]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV Deden Hendan Durahman [37020012]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V Deden Hendan Durahman [37020012]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI Deden Hendan Durahman [37020012]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Daftar Istilah Deden Hendan Durahman [37020012]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Daftar Pustaka Deden Hendan Durahman [37020012]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Lampiran Deden Hendan Durahman [37020012]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Fotografi dalam praktik seni rupa kontemporer telah berevolusi menjadi medium
yang setara dengan pendahulunya seperti lukis dan patung. Perkembangan
teknologi digital, khususnya kecerdasan buatan (AI), serta budaya pasca-
kebenaran, memunculkan fenomena pasca-fotografi, di mana imaji-fotografis tidak
lagi terikat pada realitas fisik, tetapi dapat direkonstruksi dan digenerasi dari
sumber-sumber media tanpa batas. Kondisi ini menciptakan lanskap visual yang
menantang batasan representasi dan persepsi memori, sekaligus mendorong
diskursus serta praktik berbasis fotografi untuk melampaui pemahaman
konvensionalnya.
Penelitian ini mengkaji disrupsi memori melalui penciptaan karya seni Bentangan
Imajiner, yang menggabungkan kolaborasi manusia dan AI. Dengan metode
penelitian performatif dan pendekatan interdisipliner, menghasilkan proses
penciptaan yang meliputi lima fase: introduksi melalui fotografi analog sebagai
pijakan awal, regenerasi oleh AI yang menghasilkan representasi baru, rekonstruksi
untuk mendekati elemen realitas awal, reinvokasi melalui lukisan manual sebagai
refleksi humanis, dan interjeksi sebagai keputusan politik dan estetik akhir oleh
seniman. Iterasi ini menciptakan dialog antara elemen analog, digital, dan manual,
menghasilkan visual baru dalam kondisi simulakra.
Dalam konteks pasca-fotografi, fotografi bergeser menjadi mitos medium, ia
menjadi imaji-fotografis, melampaui realitas faktual dan memperluas narasi visual.
Teknologi mendorong produksi imaji-fotografis sebagai ekstensi memori manusia
untuk menghasilkan interpretasi baru yang reflektif terhadap tantangan jaman.
Karya Bentangan menawarkan perspektif kritis terhadap relevansi seni sebagai
medium reflektif dan inovatif. Dengan mempertemukan kolaborasi manusia dan
teknologi, pendekatan ini memperkaya wacana seni rupa kontemporer sekaligus
membuka jalan bagi narasi visual yang menjembatani transformasi budaya visual
di era digital