digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Ellisa Vista Thenu
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

BAB 1 Ellisa Vista Thenu
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

BAB 2 Ellisa Vista Thenu
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

BAB 3 Ellisa Vista Thenu
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

BAB 4 Ellisa Vista Thenu
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

BAB 5 Ellisa Vista Thenu
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

PUSTAKA Ellisa Vista Thenu
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

Revolusi teknologi yang pesat, pengaruh media sosial, ditambah dengan dinamika perilaku konsumen serta kemungkinan perubahan kebijakan dan lingkungan regulasi, telah membawa ketidakpastian yang cukup signifikan untuk industri pendidikan bahasa asing non-formal di Jabodetabek, Indonesia. Industri pendidikan telah mengalami transformasi besar dalam satu dekade terakhir, dari pendekatan yang sepenuhnya tradisional menjadi pembelajaran online dan blended learning. Sehingga, antisipasi tren masa depan menjadi sangat penting karena hal tersebut dapat membantu institusi yang sudah ada dan bisnis baru untuk mempersiapkan diri menghadapi ketidakpastian di masa depan. Perencanaan skenario digunakan untuk mengembangkan skenario masa depan industri pendidikan bahasa asing non-formal pada dtusi ini. Skala waktu jangka pendek hingga menengah dari lima hingga sepuluh tahun (2030–2035) dipilih untuk dapat memberikan rekomendasi yang tepat dan sesuai bagi para pelaku industri. Dari analisis kualitatif, sebelas faktor penggerak diidentifikasi dalam penelitian ini, yaitu: 1) Tren Bahasa, 2) Metode Pembelajaran, 3) Kualifikasi dan Kekurangan Guru, 4) Teknologi Pendidikan Transformasional, 5) Keterjangkauan dan Kondisi Ekonomi, 6) Permintaan yang Didorong Konsumen, 7) Regulasi dan Momentum Kebijakan, 8) Tren Politik dan Ekonomi Global, 9) Persaingan Pasar, 10) Strategi dan Operasi Bisnis, dan 11) Keberlanjutan. Setelah analisis kualitatif, analisis kuantitatif dilakukan dan dua faktor ketidakpastian kritis diidentifikasi: 1) Keterjangkauan dan Kondisi Ekonomi, dan 2) Permintaan yang Didorong Konsumen. Empat skenario kemudian dibangun melalui proses perencanaan skenario deduktif. Empat skenario tersebut adalah EdTech Paradise, Learning on the Edge, Traditional Triumph, dan Fundamentals First. Setiap skenario menghadirkan implikasi yang berbeda bagi institusi. EdTech Paradise membutuhkan investasi besar dalam AI, VR/AR, gamifikasi, dan teknologi canggih. Learning on the Edge akan membuat institusi fokus pada layanan versi premium yang hemat biaya dan berskala kecil. Traditional Triumph menekankan pada kualitas guru, interaksi di kelas, dan kurikulum yang terstandarisasi. Sementara Fundamentals First akan membuat fitur-fitur EdTech yang canggih menjadi bukan prioritas. Dengan implikasi yang telah disebutkan, berbagai opsi dan strategi kemudian dirumuskan untuk membantu institusi dan pelaku industri dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di industri ini.