








Fenomena studentifikasi di Jatinangor telah mengubah pola konsumsi mahasiswa,
terutama dengan meningkatnya penggunaan layanan Online Food Delivery (OFD).
Perubahan ini berdampak signifikan terhadap usaha restoran yang dikenakan Pajak
Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) atas Makanan dan/atau Minuman, serta dinamika
usaha kuliner lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak ekonomi
dan spasial dari pola pemesanan konsumsi daring mahasiswa terhadap
perkembangan usaha restoran yang dikenakan PBJT atas Makanan/dan atau
Minuman di kawasan Jatinangor. Pendekatan mixed methods digunakan dengan
model eksplorasi berurutan, yang diawali dengan analisis kualitatif melalui
wawancara mendalam dengan pelaku usaha, dilanjutkan dengan analisis kuantitatif
berdasarkan data kuesioner mahasiswa serta riwayat transaksi pemesanan daring.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya penggunaan OFD oleh
mahasiswa berkontribusi terhadap perubahan pola konsumsi, yang menunjukkan
meningkatnya pemesanan makanan pada layanan daring dan semakin mendekati
frekuensi kunjungan langsung ke restoran. Analisis spasial menunjukkan
konsentrasi pemesanan di sekitar titik kampus dan hunian mahasiswa, sementara
beberapa restoran yang lebih adaptif terhadap platform digital mengalami
peningkatan transaksi. Pergeseran ini juga berimplikasi pada struktur pendapatan
pajak daerah dari sektor kuliner, yang menunjukkan dampak ekonomi dari
perubahan pola konsumsi. Studi ini menyimpulkan bahwa transformasi konsumsi
mahasiswa perlu direspon dengan kebijakan zonasi yang mendukung keberlanjutan
usaha restoran dan keseimbangan dalam penggunaan ruang serta optimalisasi
penerimaan pajak daerah di era digital, dengan memperhatikan dampak ekonomi
dan spasial yang terjadi.