
ABSTRAK_Sean Clementius Widaja
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan
Tingkat konsumsi energi yang tinggi oleh bangunan residensial menghasilkan sebuah siklus permasalahan yang tidak akan berhenti. Tingkat konsumsi energi yang tinggi tersebut memiliki korelasi dengan tingkat emisi karbon di Indonesia. Hubungan tersebut terjadi karena bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan energi di Indonesia adalah bahan bakar fosil, batu bakar dan minyak. Pembakaran bahan bakar fosil tersebut melepaskan senyawa gas polutan udara serta CO? ke atmosfer. Kadar polutan gas tersebut kian meningkat dan menumpuk di atmosfer yang pada akhirnya menghasilkan efek yang berbahaya seperti hujan asam, perubahan iklim, dan global warming dan mempengaruhi kesehatan manusia pada umumnya. Fenomena Global warming memberikan beban yang lebih pada bangunan untuk menjaga temperatur dalam bangunan tetap nyaman untuk penggunanya. Beban cooling load yang meningkat tersebut membuat sistem HVAC mengonsumsi lebih banyak energi untuk mengeluarkan energi panas dari dalam ruang, sehingga tingkat konsumsi energi bangunan menjadi meningkat. Oleh karena itu, sebagai upaya merespon permasalahan konsumsi energi beserta dampaknya pada lingkungan dan kesehatan masyarakat di Indonesia, kontribusi yang dapat diberikan oleh arsitektur adalah menghadirkan proyek dengan visi menciptakan rancangan lingkungan hunian vertikal dengan efisiensi energi yang tinggi dan mampu memanfaatkan energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada energi berbahan bakar fosil dan mencegah serta menanggungulangi dampak buruk yang dapat dialami oleh lingkungan dan masyarakat akibat polusi udara.
Pendekatan yang akan dihadirkan pada proyek ini didasarkan pada konsep Nearly Zero Energy Building, yaitu sebuah konsep yang bertujuan untuk merancang bangunan yang mampu memiliki efisiensi energi yang sangat tinggi sehingga energi yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan operasional bangunan hampir mendekati nol dan sisa energi yang dibutuhkan dapat seluruhnya didapatkan melalui sumber energi terbarukan seperti angin dan matahari. Selain itu proyek juga dirancang untuk menanggungulangi kadar polusi udara yang sudah terlalu tinggi dan memiliki dampak yang berbahaya untuk kesehatan penghuni. Dalam jangka panjang visi dari proyek ini adalah untuk mendorong perubahan dari gaya hidup masyarakat yang selalu bergantung pada solusi-solusi mekanikal dengan menghiraukan dampaknya secara luas dan meyeluruh.
Proyek terdiri atas tipologi apartemen dengan fungsi hunian, fungsi komersial untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penghuni, dan ruang terbuka hijau yang luas sebagai ruang interaksi sosial dan budaya masyarakat sekitar. Lokasi tapak terletak di Kecamatan Cilandak, kota Jakarta Selatan dan berada pada kawasan perumahan dan berbatasan langsung dengan Hutan Kota Sangga buana. Pemilihan lokasi tapak didasari pada kawasan hijau yang rindang memiliki potensi kuat untuk membantu performa proyek dalam meningkatkan efisiensi energi serta mereduksi konsentrasi polusi udara yang dapat ditangani. Melalui analisis pengguna, tapak, konteks, dan isu proyek, diperoleh rumusan persoalan perancangan.
Persoalan pertama adalah implementasi pendekatan Nearly Zero Energy Building dengan sub-persoalan mengurangi ketergantungan pada sistem mekanikal untuk menciptakan kondisi lingkungan artifisial, pemanfaatan strategi desain pasif, studi iklim mikro dan kondisi tapak. Persoalan kedua adalah mitigasi polusi udara untuk lingkungan hunian yang sehat dengan sub-persoalan pemanfaatan teknologi berkelanjutan dalam melakukan filtrasi udara. Persoalan terakhir berupa pendekatan ekologis dalam pengolahan topografi tapak yang curam dengan sub-persoalan upaya konservasi fungsi ekologis tapak dan tidak merusak kawasan hijau Hutan Kota Sangga Buana yang berada di samping tapak. Persoalan-persoalan tersebut berlandaskan pada strategi Nearly Zero Energy Building dan teori desain biofilik. Seluruh teori tersebut kemudian digabungkan untuk merumuskan kriteri-kriteria desain yang dirasa paling optimal untuk menjawab persoalan perancangan. Selanjutnya diikuti dengan perumusan ide-ide alternatif konsep desain berdasarkan rumusan kriteria desain yang sudah dijabarkan.