digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kromium merupakan unsur yang menjadi kebutuhan manusia dalam jumlah terbatas untuk membantu metabolisme, namun terdapat ion kromium yang memiliki efek karsinogenik dan berbahaya bagi manusia yaitu ion kromium bervalensi enam, Cr(VI). Keberadaan Cr(VI) ditemukan pada aliran air permukaan di dekat area tambang nikel laterit hal ini menjadi perhatian karena dapat menjadi sumber kontaminan bagi sekitarnya serta potensinya untuk mencemari akuifer airtanah. Dalam upaya menentukan potensi pencemaran Cr(VI) pada area penambangan nikel laterit khususnya pada void dan sediment pond, penelitian skala laboratorium dilakukan dengan pendekatan eksperimental untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh pada pembentukan Cr(VI). Simulasi dilakukan selama sepuluh hari pada dua bijih nikel laterit dari sumber berbeda yang kemudian direndam oleh air hujan. Pengambilan data sifat fisik-kimia air dilakukan setiap hari serta pengambilan conto air untuk kemudian diuji laboratorium dilakukan untuk melihat perubahan sifat fisik-kimia air serta perubahan komposisi kimia air khusunya logam terlarut pada air termasuk Cr total dan Cr(VI). Hasil pengukuruan dan pengujian laboratorium menunjukan bahwa bijih nikel laterit yang terdapat banyak mineral serpentin dan ubahannya menghasilkan lebih banyak Cr yang dapat teroksidasi menjadi Cr(VI) khusunya pada limonit dan saprolit, sedangkan bedrock tidak dapat melepaskan Cr selama simulasi berlangsung. Faktor yang menjadi penentu pembentukan Cr(VI) adalah pH air, dimana pH yang basa dapat mengoksidasi Cr dan menjaga Cr(VI) tetap stabil namun pH air hujan hanya dapat mengoksidasi Cr(VI) pada lingkungan kaya FeOx. Lamanya penyinaran sinar UV dan kehadiran gas O2 mendukung terbentuknya Cr(VI) pada jumlah yang lebih banyak pada lingkungan kaya FeOx, hal ini mengindikasikan pengkayaan Cr(VI) pada air yang berinteraksi dengan singkapan bijih nikel laterit terbentuk melalui proses oksidasi fotokimia.