
ABSTRAK_Anjar Primasetra
PUBLIC Open In Flip Book Perpustakaan Prodi Arsitektur Ringkasan
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan hunian yang terus meningkat, terutama dengan populasi yang terus bertambah dan urbanisasi yang pesat. Permintaan yang tinggi ini menyebabkan pembangunan perumahan skala besar, termasuk apartemen dan rumah susun, yang sering kali tidak dirancang dengan memperhatikan efisiensi energi atau pengurangan emisi karbon. Dampaknya, sektor konstruksi menyumbang porsi signifikan dalam emisi karbon nasional akibat penggunaan material dengan intensitas energi tinggi, konsumsi energi operasional bangunan, serta minimnya integrasi teknologi ramah lingkungan. Masalah ini diperparah oleh kurangnya adopsi teknologi seperti Building Information Modeling (BIM) 6D, yang sebenarnya dapat membantu merancang bangunan hemat energi dan rendah emisi karbon. BIM 6D menawarkan kemampuan untuk menggabungkan visualisasi desain dengan perhitungan energi dan emisi karbon sepanjang siklus hidup bangunan, namun penggunaannya masih terbatas akibat kendala teknis, finansial, dan kurangnya tenaga ahli yang memahami teknologi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pemanfaatan Building Information Modeling (BIM) 6D sebagai sistem dalam perencanaan dan perancangan bangunan hemat energi dan rendah emisi karbon, khususnya pada apartemen dan rumah susun di Indonesia. Dalam konteks ini, BIM 6D diharapkan tidak hanya menjadi alat visualisasi desain, tetapi juga mampu mengintegrasikan perhitungan embodied energy, emisi karbon, serta efisiensi energi operasional sepanjang siklus hidup bangunan. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah identifikasi strategi desain dan energi dari 20 proyek apartemen di Jawa Barat dan Jabodetabek yang belum menggunakan BIM. Variabel yang dianalisis meliputi orientasi bangunan, bentuk massa, material, Window-to-Wall Ratio (WWR), rasio aspek bangunan, tata letak, intensitas energi material, faktor emisi, serta potensi energi terbarukan seperti solar PV. Hasil analisis digunakan untuk mengelompokkan desain ke dalam tiga tipe apartemen. Tahap kedua melibatkan implementasi kriteria desain apartemen terpilih dalam sebuah studi kasus menggunakan BIM 6D. Model dikembangkan hingga Level of Development (LOD) 300, mencakup analisis Quantity Take-Off (QTO) untuk menghitung embodied energy, penggunaan Carbo Life Calculator untuk memproyeksikan emisi karbon, serta simulasi energi dengan Insight 360. Selain itu, dilakukan analisis radiasi matahari dan pencahayaan alami untuk memaksimalkan efisiensi energi operasional melalui pemasangan solar PV di lokasi optimal. Tahap ketiga adalah evaluasi model BIM 6D melalui survei dan diskusi kelompok terfokus (FGD) dengan 157 responden. Evaluasi ini bertujuan mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam implementasi BIM 6D, dengan fokus pada aspek organisasi, pelatihan, dan dukungan teknis. Responden terdiri dari operator, engineer, dan manajer BIM dengan pengalaman yang bervariasi, memberikan perspektif komprehensif tentang penerapan teknologi ini dalam konteks proyek perumahan vertikal. Penelitian ini menghasilkan model pemanfaatan BIM 6D yang mampu mengintegrasikan desain hemat energi dan rendah emisi karbon untuk mendukung pembangunan apartemen dan rumah susun berkelanjutan. Pada tahap implementasi, kriteria desain apartemen terpilih diuji dengan BIM 6D, menghasilkan pengurangan konsumsi energi operasional hingga 20% dibandingkan desain konvensional, serta penurunan emisi karbon hingga 15%. Model ini membuktikan bahwa BIM 6D dapat digunakan secara efektif untuk mengoptimalkan efisiensi energi dan meminimalkan dampak lingkungan. Evaluasi menunjukkan bahwa keberhasilan penerapan BIM 6D sangat bergantung pada dukungan organisasi dan pelatihan yang memadai. Struktur tim yang direkomendasikan mencakup operator dengan pengalaman kurang dari lima tahun, engineer dengan pengalaman 5–10 tahun, dan manajer BIM dengan pengalaman lebih dari 10 tahun. Rekomendasi pengembangan kapasitas mencakup pelatihan dasar simulasi kinerja bangunan, pelatihan manajerial BIM 6D, serta lisensi perangkat lunak yang berkelanjutan. Penelitian ini menunjukkan bahwa BIM dapat menjadi solusi praktis untuk mendukung desain hemat energi dan rendah emisi karbon di tengah kebutuhan hunian yang besar di Indonesia. Model ini menawarkan pendekatan yang relevan untuk mengurangi dampak lingkungan, sekaligus meningkatkan efisiensi energi di sektor konstruksi. Selain itu, penelitian ini membuka peluang untuk pengembangan database material khas Indonesia, kebijakan standar energi dan emisi karbon, serta aplikasi BIM lokal yang lebih terjangkau, guna mendukung implementasi pembangunan hijau secara luas di Indonesia.