digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Frekuensi dan intensitas kejadian banjir di kawasan perkotaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Upaya mitigasi struktural seperti pembangunan waduk, sistem polder dan sumur resapan belum cukup untuk mengatasi bencana banjir secara keseluruhan. Sistem peringatan dini terbukti dapat mengurangi dampak kerusakan dan jatuhnya korban jiwa akibat bencana. Namun, pembangunan dan pengoperasian sistem peringatan dini bencana seringkali hanya berfokus pada aspek pemantauan tanda-tanda bahaya dan mekanisme diseminasi informasi peringatan dini tersebut. Cara pandang seperti ini menyebabkan banyak implementasi sistem peringatan dini di banyak tempat tidak berjalan efektif dan tidak dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di daerah rawan bencana. Pengoperasian sistem peringatan dini banjir oleh BPBD Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu upaya pengurangan risiko bencana yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat saat menerima informasi peringatan dini banjir. Sistem peringatan dini ini telah menerapkan seluruh aspek / komponen dari sistem peringatan dini yang efektif. Kerjasama dan koordinasi yang baik dengan instansi/lembaga teknis terkait seperti BNPB, BMKG, Dinas Sumber Daya Air dan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta meningkatkan keakuratan dan kecepatan pengolahan informasi peringatan dini banjir. Penggunaan TIK dan GIS serta tersedianya layanan NTPD Jakarta Siaga 112 selama 24/7 membantu meningkatkan kemampuan merespon dalam penanganan banjir. Namun, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada aspek “pengetahuan tentang risiko” masih diperlukan beberapa peningkatan seperti pemutakhiran informasi bahaya banjir ke masyarakat baik melalui media sosial/website, pelatihan/sosialisasi maupun melalui pemanfaatan teknologi virtual reality. Sedangkan pada aspek “diseminasi dan komunikasi” diperlukan perbaikan pada isi peringatan dini bencana yang memuat informasi secara lengkap (sumber, jenis bahaya, panduan respon, lokasi dan waktu) dan penggunaan media baru seperti layanan TV digital untuk menyebarluaskan informasi peringatan dini banjir ke masyarakat.