Banjir besar yang terjadi di Sungai Pedolo Kota Bima pada tanggal 23 Desember
2016 memberikan dampak kerusakan yang besar, seperti 25.000 rumah terendam
dengan ketinggian 1-2 m, 229 rumah hanyut, 716 rumah rusak berat, 739 rumah
rusak sedang, rusaknya fasilitas kesehatan 4 puskesmas, rusaknya fasilitas
pendidikan 27 sekolah, dan rusaknya infrastuktur SDA sepanjang 500 m. Sungai
Pedolo memiliki kapasitas sungai yang tidak cukup untuk mengalirkan debit banjir.
Upaya penanganan masalah banjir di Sungai Pedolo ini sedang dilaksanakan
melalui pembangunan tanggul, perkuatan tebing sungai, dan normalisasi badan
sungai. Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis pengaruh upaya yang sedang
dilaksanakan tersebut terhadap perubahan morfologi sungai terutama aspek
permasalahan banjir dan aspek potensi degradasi dan agradasi sungai.
Analisis dan pemodelan topografi dan hidrologi dilakukan menggunakan metode
dan alat bantu terkait seperti program ArcGIS dan HEC-HMS. Pemodelan
hidraulika dan pemodelan sungai menggunakan pendekatan dengan program HECRAS.
Laporan Kejadian Banjir oleh BPBD Kota Bima tahun 2016 digunakan untuk
memverifikasi parameter analisis dan pemodelan yang dilakukan. Analisis respons
sungai terhadap perubahan morfologi dengan mempertimbangkan intervensi debit
banjir harian yang ada.
Hasil analisis banjir Sungai Pedolo dengan kondisi eksisting menggunakan debit
Q25 sebesar 357,81 m3/dtk menunjukkan bahwa Sungai Pedolo dengan kondisi
eksisting belum mempunyai kapasitas yang memadai dalam mengalirkan debit
banjir rencana, dimana terjadi limpasan di hampir semua ruas sungai dengan tinggi
genangan bervariasi dengan ketinggian maksimum 2,89 m. Sungai Pedolo dengan
kondisi desain (normalisasi dan tanggul) mampu reduksi tinggi genangan banjir
maksimum sebesar 52,94% dan reduksi luas area genangan banjir sebesar 50,86%.
Hasil analisis sedimentasi Sungai Pedolo dengan kondisi eksisting dan kondisi
desain menunjukkan bahwa perubahan morfologi Sungai Pedolo didominasi oleh
degradasi dasar Sungai Pedolo.