Jarum electromyography adalah alat medis yang membutuhkan spesifikasi teknis yang ketat
untuk menjamin keamanan dan kenyamanan penggunaannya. Proses pengasahan jarum
menentukan kualitas geometri ujung jarum yang dilakukan dengan bantuan jig & fixture.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tumpukan toleransi geometri komponen
jig & fixture terhadap hasil pengasahan jarum. Metodologi yang digunakan mencakup studi
literatur, identifikasi kebutuhan pengasahan, pengukuran dimensi dan geometri komponen,
serta analisis toleransi jig & fixture menggunakan metode "worst case." Hasil penelitian
menunjukkan bahwa meskipun terdapat perbedaan, spesifikasi jarum yang dihasilkan tetap
berada dalam batas toleransi yang ditetapkan. Penelitian ini juga mengidentifikasi kebutuhan
untuk merancang ulang jig & fixture agar menyederhanakan fitur-fitur yang ada untuk
mengurangi potensi akumulasi toleransi yang berlebihan. Selain itu, dibutuhkan untuk
mengembangkan alat bantu pemosisian jarum yang lebih efektif.