digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada proses assembly sebuah mobil, semua komponen pembentuk mobil diharapkan terpasang dengan baik pada tempatnya. Sebagai salah satu contoh yaitu tercapainya posisi ideal pemasangan pintu mobil pada bodi mobil dengan jarak gap antar komponen yang terdistribusi secara konsisten. Pintu yang tidak terpasang sempurna pada bodi mobil akan menimbulkan masalah fungsional seperti wind noise, water leakage, kesulitan saat menutup pintu, dan mempengaruhi nilai estetika kendaraan. Pada penelitian ini, dilakukan perancangan jig dan fixture pemasangan engsel mobil pada bodi mobil agar pintu dapat terpasang sesuai dengan kebutuhannya. Jig dan fixture merupakan alat bantu yang berfungsi untuk memegang dan mengarahkan benda pada posisi dan orientasi yang tepat selama proses assembly engsel mobil pada bodi mobil. Proses pemindaian tiga dimensi terhadap mobil yang telah ada menjadi langkah pertama yang dilakukan dan diikuti dengan proses pengolahan data hasil pemindaian menjadi bentuk tiga dimensi solid menggunakan perangkat lunak computer-aided design (CAD) yaitu Solidedge dan Solidworks. Penentuan koordinat titik dilakukan pada pintu mobil dan bodi mobil sebagai acuan penetapan daerah ekstrim pergerakan pintu menggunakan perhitungan secara matematis yaitu fungsi objektif dan metode matriks homogen. Hasil dari perhitungan digunakan untuk penentuan toleransi posisi lubang engsel pada bodi mobil yang selanjutnya diterjemahkan menjadi key characteristic untuk proses analisis berikutnya. Proses perancangan dilanjutkan dengan penentuan komponen penyusun jig dan fixture menggunakan konsep 3-2-1. Komponen locator dan support pin menjadi pengarah dan pemosisi engsel mobil pada jig dan fixture, serta pengarah dan pemosisi jig dan fixture secara keseluruhan pada bodi mobil yang dilengkapi dengan mekanisme clamp. Nilai toleransi posisi yang didapatkan dari hasil perhitungan digunakan dalam perancangan jig dan fixture sebagai key characteristic untuk menganalisa hubungan antar fitur komponen menggunakan diagram liaison. Selanjutnya setiap fitur komponen pada jig dan fixture dibubuhi toleransi dimensi dan toleransi geometri, serta dianalisis tumpukan toleransinya (stack-up tolerance) hingga mencapai nilai total toleransi yang sesuai dengan requirement-nya. Analisis ini diperlukan untuk mengurangi deviasi dari jig dan fixture tersebut, sehingga diharapkan jig dan fixture dapat berfungsi dengan baik. Jika nilai total toleransi pada proses analisis belum mencapai nilai yang seharusnya, maka diperlukan iterasi hingga nilai total toleransi sesuai. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan jig dan fixture pemasangan engsel pada bodi mobil yang dilengkapi dengan gambar detail dari setiap komponen.