digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Dirgantara Indonesia adalah salah satu perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang produksi komponen pesawat terbang. Hal ini membuat banyak jenis komponen yang diproduksi oleh perusahaan ini seperti bush plain, panel exterior, inner ring, skin d nose, panel exterior d- nose ifle, dan lain sebagainya. Namun dalam melakukan proses produksinya, PT Dirgantara Indonesia dihadapkan dengan suatu permasalahan pada salah satu komponen yang diproduksinya, yakni panel exterior d-nose ifle. PT Dirgantara Indonesia sering kali mengalami kondisi dimana ongkos produksi dan jadwal produksi komponen ini tidak sesuai dengan rencana produksi. Setelah dilakukan analisis terkait akar masalah dari gejala tersebut, didapatkan bahwa masalah utama yang terjadi adalah terkait dengan kualitas komponen yang belum sesuai dengan kondisi ideal. Persentase produk cacat untuk komponen panel exterior d-nose ifle saat ini sebesar 5,06% yang membuat perusahaan sering melakukan rework yang merugikan perusahaan. Penelitian ini akan membantu PT Dirgantara Indonesia yang ingin melakukan penurunan persentase cacat menjadi maksimal hanya sebesar 1% dengan melakukan analisis terhadap faktor penyebab produk cacat dan merancang usulan strategi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode six sigma dengan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Pada tahap define, objek penelitian akan dideskripsikan dengan lengkap untuk mengetahui objek secara baik dan benar, serta alasan dasar dari pemilihan objek untuk penelitian. Pada tahap measure, peneliti melakukan perhitungan terkait kapabilitas dan stabilitas produksi. Pada tahap analyze, peneliti menganalisis faktor dan subfaktor yang menyebabkan adanya produk cacat menggunakan metode brainstorming dan metode Delphi lalu mendapatkan bahwa terdapat 13 untuk faktor penyebab cacat dan 14 sub faktor penyebab cacat terjadi yang kemudian diurutkan menggunakan metode FMEA untuk diperbaiki. Pada tahap improve, peneliti membuat solusi untuk menyelesaikan permasalahan kualitas, dimana penulis membuat tiga solusi yang dipilih melalui tools 5W1H. Adapun pada tahap yang terakhir yaitu control, digunakan untuk memastikan proses implementasi berjalan dengan baik, sehingga peneliti membuat jadwal terkait implementasi six sigma.