digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Peningkatan kualitas hidup manusia merupakan tujuan dasar dari suatu teknologi. Dengan meningkatnya laju perkembangan teknologi, tentunya akan dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup manusia yang signifikan. Dalam mencapai peningkatan kualitas hidup manusia, diusulkan sebuah konsep bertajuk smart city. Konsep smart city sendiri diimplementasikan dengan menggunakan teknologi ICT, IoT, otomatisasi, serta AI. Smart city terdiri dari berbagai sektor, mulai dari kesehatan, mobilitas, energi, sampah, komunitas, perkembangan ekonomi, serta keamanan. Sektor keamanan dari smart city sendiri memiliki banyak potensi yang dapat digali. Salah satu implementasi smart city dalam sektor keamanan adalah dalam bentuk smart surveillance. Smart surveillance memiliki banyak implementasi yang dapat menguntungkan masyarakat, seperti untuk pengamatan lingkungan, manajemen lalu lintas, keamanan publik, serta mencegah kejahatan. Smart surveillance sendiri telah memiliki sejarah yang panjang. Dari konsepsi awalnya yang digunakan untuk tujuan perang, hingga perkembangan modern yang menggunakan AI. Pengembangan dari smart surveillance sendiri berkembang cukup pesat, baik dari sisi edge device seperti kamera, ataupun processing device seperti NVR atau VMS. Pada 2012, muncul gagasan untuk menghilangkan ketergantungan NVR dan menggunakan edge storage. Namun ide tersebut dihapus pada 2014 karena permasalahan reabilitas data yang berpotensi rusak serta kapasitas penyimpanan. Pertimbangan-pertimbagan tersebut mendorong munculnya suatu gagasan. Didasari keuntungan-keuntungan dari smart surveillance dalam konteks smart city yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, smart surveillance dapat dikembangkan menjadi suatu hal yang berguna. Meninjau upaya yang sudah pernah dilakukan pada 2012, dengan upaya utilisasi edge device lebih lanjut namun gagal, fokus gagasan diubah menjadi processing device, dalam bentuk sebuah server. Tentunya, dalam konteks smart city, server tersebut tentunya menggunakan teknologi-teknologi smart city, yaitu teknologi ICT, IoT, otomatisasi, dan AI. Atas pertimbangan-pertimbangan tersebut, lahirlah gagasan “Desain dan Implementasi Server Terotomatisasi untuk Smart Surveillance System”. ii Dalam “Desain dan Implementasi Server Terotomatisasi untuk Smart Surveillance System”, fokus otomatisasi yang dilakukan adalah pemrosesan data. Hal ini berarti bahwa proses otomatisasi mencakup pengambilan stream hingga pengiriman laporan kepada user. Pengambilan stream dilakukan dengan menggunakan protokol RTSP, standar ONVIF, serta software Zoneminder. Dimana, data stream tersebut ditampilkan dalam front end website menggunakan HTML, CSS, dan JS melalui back end website berupa Flask. Stream tersebut lalu diproses dengan dilakukannya deteksi gerakan via frame differencing dan gaussian blur, diikuti dengan deteksi objek via YOLO, deteksi wajah via Dlib, dan analisis wajah via DeepFace. Hasil analisis wajah tersebut disimpan dalam suatu laporan yang digenerasi menggunakan pustaka FPDF, dan dikirimkan via email menggunakan pustaka smtplib. Setelah pengiriman berhasil dilakukan, user mendapatkan notifikasi via WhatsApp dan Telegram, yang menggunakan pustaka Twilio dan Telegram Bot. Server yang dijalankan menggunakan OS Ubuntu sebagai basisnya. Sistem yang diimpelementasikan menghasilkan hasil yang cukup menjanjikan, dengan keseluruhan proses dari pemrosesan stream hingga generasi laporan berada pada kisaran rata-rata sekitar 995.47 ms atau dibawah satu detik. Hal tersebut menunjukkan potensi yang realistis dalam implementasi suatu server terotomatisasi pada smart surveillance system.