digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

OFI-Cocoa - produsen kakao terkemuka yang mengkhususkan diri dalam bubuk kakao, minuman keras, dan mentega - menghadapi tantangan dalam inefisiensi rantai pasokannya. Meskipun memiliki kehadiran pasar yang mapan, OFI-Cocoa mengalami tantangan dalam pengadaan, produksi, manajemen inventaris, dan logistik. Inefisiensi ini disebabkan oleh tidak adanya sistem manajemen kinerja yang terstruktur, yang menghambat kemampuan perusahaan untuk menyelaraskan kegiatan operasional dengan tujuan strategis dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah ini dengan menerapkan kerangka kerja Sistem Manajemen Kinerja Berbasis Pengetahuan (KBPMS), yang menawarkan pendekatan komprehensif untuk mengidentifikasi, mengukur, dan meningkatkan kinerja operasional. Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap: (1) Fondasi, (2) Informasi Dasar, (3) Proses Desain, (4) Proses Implementasi, dan (5) Penyegaran. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan pemangku kepentingan utama. Data sekunder dikumpulkan dari catatan internal perusahaan dan literatur eksternal. Penelitian ini mengusulkan kerangka kerja KBPMS yang disesuaikan untuk OFICocoa. Tujuh belas Indikator Kinerja Utama (KPI) dikembangkan untuk memantau aktivitas rantai pasokan, yang dikategorikan ke dalam tiga kelompok: (1) Hasil Bisnis; (2) Proses Internal; dan (3) Kemampuan Sumber Daya. KPI ini memungkinkan pemantauan kinerja yang komprehensif dan menyelaraskan aktivitas operasional dengan tujuan strategis perusahaan. Hasil studi ini menyoroti bahwa sistem manajemen kinerja yang terstruktur membantu meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Dengan mengadopsi kerangka kerja KBPMS, OFI-Cocoa dapat mengatasi inefisiensi rantai pasokannya, meningkatkan proses pengambilan keputusan, dan memperkuat posisi kompetitifnya dalam industri kakao global.