Sering kali dijumpai permasalahan terkait tanah lempung lunak pada beberapa titik
atau lokasi di sepanjang trase dalam konstruksi Jalan Tol Trans Sumatera. Pada
salah satu lokasi di Jalan Tol Binjai - Pangkalan Brandan direncanakan suatu
konstruksi berupa timbunan badan jalan dengan ketinggian lebih dari 10 m guna
mencapai Finish Grade (FG). Timbunan direncanakan dengan membentuk
kelandaian lereng menjadi 1:2 dengan tinggi trap 5 meter dan lebar bench diantara
trap adalah 2 meter. Namun, pada tanggal 8 April 2024 saat penimbunan masih
dalam proses dan belum mencapai top subgrade, terjadi retakan serta longsor pada
setengah badan jalan.
Atas kondisi tersebut dilakukan penyelidikan tanah tambahan dan ditemukan bahwa
terdapat kondisi kedalaman tanah lunak yang tidak seragam antara sisi kiri dan
kanan badan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stabilitas timbunan
di atas lapisan tanah lunak. Analisis stabilitas dilakukan dengan metode elemen
hingga (FEM) menggunakan software PLAXIS dan metode kesetimbangan batas
(LEM) menggunakan software SLOPE/W.
Pendekatan back analysis digunakan untuk menentukan parameter tanah sesaat
sebelum longsor. Variasi drainage type (Undrained A & B pada PLAXIS dan
Mohr-Coulomb & Undrained Phi=0 pada SLOPE/W) dianalisis untuk
mengevaluasi faktor keamanan. Hasil back analysis menunjukkan bahwa longsor
terjadi pada kondisi Undrained dengan nilai su tanah dasar 8-17 kN/m2, dimana
perbedaan sebesar 3% dari parameter input awal. Penurunan total sampai dengan
sebelum longsor yang diprediksi oleh model PLAXIS adalah 398,65 cm, mendekati
data monitoring settlement plate sebesar 388,0 cm dengan selisih 2,7%. Hasil
analisis menunjukkan bahwa model Undrained B (PLAXIS) dan Undrained
(Phi=0) (SLOPE/W) memberikan hasil yang lebih sesuai dengan kondisi lapangan,
dengan selisih faktor keamanan sebesar 2%. Perbandingan faktor keamanan antara
LEM dan FEM dengan selisih sebesar 3%, hasil tersebut menunjukkan kesesuaian
iii
dengan penelitian terdahulu, dimana perbandingan antara kedua metode tersebut
berkisar antara 2% - 9%.
Penelitian ini juga mengevaluasi pengaruh durasi waktu tunggu pada stabilitas
timbunan. Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan waktu tunggu efektif untuk
meningkatkan stabilitas pada model dengan data penyelidikan tanah lama, dengan
peningkatan faktor keamanan hingga 21%. Namun, pada model dengan parameter
tanah back analysis (lapisan lempung lunak heterogen) peningkatan faktor
keamanan kurang dari 6%.
Sebagai solusi penanganan longsor, dievaluasi tiga alternatif: Counterweight,
Soldier Pile, dan Slab on Pile. Hasil analisis menunjukkan bahwa Slab on Pile
merupakan solusi paling efisien dengan faktor keamanan 1,51 (Undrained A) dan
1,30 (Undrained B) dan waktu konstruksi selama 78 hari (lebih cepat 11% dari
altenatif lain).