PT PLN (Persero) adalah BUMN di yang bergerak dibidang ketenagalistrikan
memiliki peran strategis dalam menyediakan pasokan listrik yang andal di seluruh
Indonesia. Namun, kompleksitas proses bisnis dan tantangan dalam pengelolaan
risiko memerlukan pendekatan yang lebih terintegrasi untuk mendukung
pencapaian tujuan strategis perusahaan. Penelitian yang dilakukan bertujuan
mengembangkan kerangka kerja untuk menentukan indikator keberhasilan proses
bisnis yang terintegrasi dengan sasaran strategis, Key Performance Indicators
(KPI), proses bisnis, identifikasi indikator, dan manajemen risiko di tiga fungsi
yaitu distribusi, transmisi, dan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi
distribusi pola pembentuk indikator kinerja proses bisnis adalah kombinasi proses-
output dan input-proses-output dengan dimensi waktu, kuantitas, dan kualitas.
Fungsi transmisi pola pembentuk indikator kinerja proses bisnis adalah kombinasi
input-proses-output dan input-proses dengan dimensi waktu, kualitas, dan
fleksibilitas. Fungsi proyek pola pembentuk indikator kinerja proses bisnis adalah
kombinasi input-proses-output dan proses-output dengan dimensi biaya, waktu,
kualitas, dan kuantitas. Identifikasi risiko menemukan empat risiko pada fungsi
distribusi, lima risiko pada fungsi transmisi, dan enam risiko pada fungsi proyek.
Penelitian yang dilakukan memberikan empat kontribusi utama. Pertama,
mengembangkan kerangka kerja integrasi sasaran strategis, KPI, indikator kinerja
proses bisnis, dan identifikasi risiko berbasis proses bisnis. Kedua, menjelaskan
cara menentukan indikator kinerja proses bisnis yang selaras dengan strategi
organisasi dan KPI pada rantai nilai ketenagalistrikan. Ketiga, penelitian yang
dilakukanmenjadi pedoman bagi pengambil keputusan di PLN untuk
mengidentifikasi risiko operasional berdasarkan informasi indikator kinerja proses
bisnis. Keempat, penelitian yang dilakukan menyediakan acuan kerangka kerja bagi
pengambil keputusan perusahaan ketenagalistrikan dalam menetapkan indikator
kinerja proses bisnis dan risiko operasional secara terintegrasi, dengan
mempertimbangkan sasaran srategis dan KPI organisasi.