digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kurma, buah yang secara alami manis dan kaya akan nutrisi, terutama tumbuh di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, telah mengalami peningkatan konsumsi yang signifikan di seluruh dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia, negara dengan populasi Muslim yang besar, kurma secara tradisional dikonsumsi selama Ramadan untuk berbuka puasa, yang menyebabkan lonjakan permintaan musiman. Meskipun kurma memiliki makna budaya dan religius yang penting, konsumsi kurma di Indonesia masih terbatas pada periode Ramadan. Pola musiman ini menimbulkan beberapa tantangan bagi bisnis impor kurma, khususnya dalam mengelola persediaan, logistik, dan fluktuasi permintaan pasar. Salah satu bisnis tersebut, 3Kurma, menghadapi kesulitan dalam memperluas jangkauan pasarnya karena bergantung pada pemasaran dari mulut ke mulut dan basis pelanggan yang terbatas. Meskipun merek ini dapat memenuhi target keuntungan tahunan melalui metode ini, potensi pertumbuhannya terbatas oleh kurangnya kesadaran akan manfaat kesehatan dan kegunaan kuliner kurma, yang menyebabkan produk mereka tidak dimanfaatkan sepenuhnya di luar musim puncak. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi strategi pemasaran inovatif yang dapat merangsang permintaan sepanjang tahun untuk produk berbasis kurma di Indonesia, serta memahami pola konsumsi dan hambatan yang menghalangi konsumen Indonesia untuk mengonsumsi kurma iv secara teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana mengubah persepsi konsumen tentang kurma dari makanan yang terkait dengan agama menjadi camilan sehat, serbaguna, dan praktis. Selain itu, studi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, seperti kualitas produk, persepsi merek, dan kemasan, yang dapat berkontribusi pada keberlanjutan jangka panjang bagi bisnis seperti 3Kurma di pasar kurma yang sangat kompetitif. Pendekatan metode campuran diterapkan dalam penelitian ini, menggabungkan metode pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan melalui kuesioner daring, yang dianalisis menggunakan SPSS dan analisis klaster untuk mengidentifikasi segmen konsumen berdasarkan sikap, perilaku, dan preferensi mereka terhadap kurma. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur, yang memberikan wawasan lebih dalam mengenai motivasi, persepsi, dan sikap konsumen terhadap kurma. Data kualitatif dianalisis menggunakan NVivo, dengan analisis tematik untuk mengidentifikasi tema dan pola utama di seluruh tanggapan. Penggunaan triangulasi dalam pengumpulan data memastikan validitas dan keandalan temuan, memberikan pemahaman yang komprehensif tentang perilaku konsumen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen semakin peduli dengan kualitas dan asal produk yang mereka beli. Faktor-faktor seperti transparansi mengenai asal-usul kurma, penggunaan praktik pertanian organik atau premium, dan keterlibatan merek melalui media sosial ditemukan memengaruhi keputusan pembelian. Banyak responden menyatakan kesediaannya untuk membayar lebih untuk kurma yang dipasarkan sebagai organik atau bersumber secara etis. Selain itu, studi ini mengidentifikasi dua klaster konsumen yang berbeda: Klaster 1, yang terdiri dari konsumen yang sangat terlibat dan menunjukkan loyalitas merek yang kuat serta perilaku pembelian yang konsisten, dan Klaster 2, yang terdiri dari konsumen yang kurang terlibat dan membutuhkan lebih banyak edukasi tentang manfaat kurma sebagai makanan sehat dan camilan sepanjang tahun. v Temuan kualitatif menyoroti potensi kurma untuk dipasarkan sebagai camilan sehat yang serbaguna dan bergizi yang tidak hanya dikonsumsi saat Ramadan. Konsumen semakin melihat kurma sebagai alternatif sehat untuk camilan olahan, menghargai rasa manis alami dan kualitas bebas pengawetnya. Namun, mengubah persepsi konsumen yang mengaitkan kurma hanya dengan penggunaan religius menjadi pengakuan atas manfaat kesehatannya yang lebih luas tetap menjadi tantangan yang signifikan. Strategi pemasaran yang efektif harus fokus pada edukasi konsumen tentang manfaat kesehatan kurma, menggunakan kombinasi pemasaran online dan offline, termasuk kolaborasi dengan influencer, kampanye media sosial, dan promosi di toko. Selain itu, transparansi merek, jaminan kualitas, dan kemasan produk yang inovatif menjadi faktor penting dalam membangun kepercayaan konsumen dan pembelian berulang. Sebagai kesimpulan, penelitian ini berkontribusi pada pemahaman perilaku konsumen dalam pasar barang yang mudah rusak, khususnya dalam konteks di mana musiman dan persepsi budaya memengaruhi permintaan. Temuan ini menunjukkan bahwa 3Kurma dapat memperluas pasarnya dengan menerapkan strategi pemasaran inovatif yang fokus pada kualitas, transparansi, dan edukasi konsumen. Dengan memposisikan kurma sebagai camilan bergizi sepanjang tahun, bisnis dapat meningkatkan keterlibatan konsumen dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan di pasar Indonesia.