Plastik kemasan merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak digunakan di
Indonesia. Namun, plastik kemasan yang pada umumnya berbahan polietilen cenderung sulit
terurai dan tidak memiliki sifat antibakteri, sehingga dapat mempersingkat umur simpan
makanan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan membuat bioplastik yang lebih ramah lingkungan serta menambahkan zat antibakteri
untuk memperpanjang masa simpan produk. Pada penelitian ini, plastik kemasan dibuat dari
kompleks inklusi pati?sodium fumarat dengan PVA, xanthan gum, serta penambahan minyak
kayu manis sebagai antibakteri. Film plastik dibuat dengan mengomplekskan pati dengan
sodium fumarat dalam air pada suhu 85-90 oC selama 2 jam dengan konsentrasi sodium
fumarat sebesar 3% dan 5% (b/v terhadap berat total kompleks). Kompleks dicampurkan
langsung ke dalam PVA dengan rasio massa 2:1 dan 3:1 (PSF:PVA). Setelah itu, xanthan gum
ditambahkan sebanyak 3%, 5%, dan 7% (b/b terhadap berat total film) dan minyak kayu manis
ditambahkan sebanyak 1%, 3%, dan 5% (b/b terhadap berat total film). Terakhir, pemplastis
berupa sorbitol ditambahkan dengan variasi 20%, 25%, dan 30% (b/b terhadap berat total
film). Karakterisasi film meliputi uji kuat tarik dan regangan, uji topografi dan kekasaran
permukaan, uji penggembungan, dan uji sudut kontak. Hasil uji mekanik menunjukkan bahwa
(1) film dengan komposisi sodium fumarat 5%, rasio kompleks dengan PVA 3:1, xanthan gum
3%, minyak kayu manis 1%, dan kadar sorbitol 20% memiliki kuat tarik maksimum yaitu
15,15 MPa, (2) film dengan komposisi sodium fumarat 3%, rasio kompleks dengan PVA 3:1,
xanthan gum 3%, minyak kayu manis 1%, dan kadar sorbitol 20% memiliki regangan
maksimum yaitu 97%, (3) penambahan sodium fumarat menyebabkan peningkatan kuat tarik
karena kompleks inklusi yang terbentuk semakin banyak sehingga meningkatkan kristalinitas
pati, (4) penambahan sorbitol dapat meningkatkan regangan karena dapat mengurangi
interaksi molekul antar polimer utama. Hasil uji topografi dan kekasaran permukaan
menunjukkan bahwa kekasaran permukaan menurun seiring dengan menurunnya konsentrasi
sodium fumarat dan xanthan gum. Hasil uji penggembungan dan sudut kontak menunjukkan
bahwa film bersifat hidrofilik dengan derajat penggembungan 9,4-20,8% dan sudut kontak
64,5-74,6°.