digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Plastik kemasan merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak digunakan di Indonesia. Namun, plastik kemasan yang pada umumnya berbahan polietilen cenderung sulit terurai dan tidak memiliki sifat antibakteri, sehingga dapat mempersingkat umur simpan makanan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan membuat bioplastik yang lebih ramah lingkungan serta menambahkan zat antibakteri untuk memperpanjang masa simpan produk. Pada penelitian ini, plastik kemasan dibuat dari kompleks inklusi pati?sodium fumarat dengan PVA, xanthan gum, serta penambahan minyak kayu manis sebagai antibakteri. Film plastik dibuat dengan mengomplekskan pati dengan sodium fumarat dalam air pada suhu 85-90 oC selama 2 jam dengan konsentrasi sodium fumarat sebesar 3% dan 5% (b/v terhadap berat total kompleks). Kompleks dicampurkan langsung ke dalam PVA dengan rasio massa 2:1 dan 3:1 (PSF:PVA). Setelah itu, xanthan gum ditambahkan sebanyak 3%, 5%, dan 7% (b/b terhadap berat total film) dan minyak kayu manis ditambahkan sebanyak 1%, 3%, dan 5% (b/b terhadap berat total film). Terakhir, pemplastis berupa sorbitol ditambahkan dengan variasi 20%, 25%, dan 30% (b/b terhadap berat total film). Karakterisasi film meliputi uji kuat tarik dan regangan, uji topografi dan kekasaran permukaan, uji penggembungan, dan uji sudut kontak. Hasil uji mekanik menunjukkan bahwa (1) film dengan komposisi sodium fumarat 5%, rasio kompleks dengan PVA 3:1, xanthan gum 3%, minyak kayu manis 1%, dan kadar sorbitol 20% memiliki kuat tarik maksimum yaitu 15,15 MPa, (2) film dengan komposisi sodium fumarat 3%, rasio kompleks dengan PVA 3:1, xanthan gum 3%, minyak kayu manis 1%, dan kadar sorbitol 20% memiliki regangan maksimum yaitu 97%, (3) penambahan sodium fumarat menyebabkan peningkatan kuat tarik karena kompleks inklusi yang terbentuk semakin banyak sehingga meningkatkan kristalinitas pati, (4) penambahan sorbitol dapat meningkatkan regangan karena dapat mengurangi interaksi molekul antar polimer utama. Hasil uji topografi dan kekasaran permukaan menunjukkan bahwa kekasaran permukaan menurun seiring dengan menurunnya konsentrasi sodium fumarat dan xanthan gum. Hasil uji penggembungan dan sudut kontak menunjukkan bahwa film bersifat hidrofilik dengan derajat penggembungan 9,4-20,8% dan sudut kontak 64,5-74,6°.