digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Pengelolaan persediaan obat yang efektif dan efisien sangat penting untuk menjamin ketersediaan obat di apotek serta meminimalkan biaya operasional. Apotek Permata Satu di Kabupaten Sumedang sebelumnya menghadapi tantangan dalam mengelola persediaan obat akibat ketidakpastian permintaan dan belum menerapkan metode manajemen persediaan yang tepat. Hal ini mengakibatkan pemborosan biaya penyimpanan serta potensi terjadinya kelebihan atau kekurangan stok obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pengendalian persediaan obat yang lebih baik dengan menggunakan metode Multiple Items Economic Order Quantity. Langkah awal dalam penelitian ini adalah melakukan klasifikasi jenis obat menggunakan metode analisis ABC. Hasil analisis menunjukkan bahwa kategori A mencakup 239 item (30,06%) dengan total pendapatan Rp390.009.500 (80%), kategori B mencakup 217 item (27,30%) dengan total pendapatan Rp73.391.033 (15%), dan kategori C mencakup 339 item (42,64%) dengan total pendapatan Rp24.545.125 (5%). Obat-obat dalam kategori A, yang memiliki kontribusi pendapatan tertinggi, diprioritaskan dalam pengelolaan persediaan dan dilakukan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ). Selanjutnya, model pengendalian persediaan dengan metode Multiple Items EOQ diterapkan untuk menghitung jumlah pemesanan obat dengan tujuan meminimalkan total biaya inventori. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa metode EOQ dengan Single Order Multiple Items menggunakan variasi frekuensi pemesanan menghasilkan total biaya tahunan terendah, yaitu sebesar Rp5.063.935. Dari 239 jenis obat dari kategori A frekuensi pemesanannya adalah lima kali per tahun untuk 123 jenis obat dengan permintaan tinggi, dan 2,5 kali per tahun untuk 116 jenis obat dengan permintaan rendah. Selain itu, penerapan reorder point dan safety stock memastikan pemesanan ulang dilakukan tepat waktu, sehingga apotek tidak mengalami kekurangan atau kelebihan stok. Penelitian ini menunjukan bahwa penerapan metode Multiple Items EOQ, yang diawali dengan analisis ABC dan dilanjutkan dengan perhitungan safety stock dan reorder point, bisa diterapkan untuk mengatasi permasalahan pengelolaan persediaan obat dengan biaya minimum.