digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di era modern ini, kostum panggung tidak hanya memperhatikan pada aspek estetika tetapi juga sebagai media dalam penyampaian pesan moral dan budaya. Pada konteks ini, generasi Z sebagai kelompok yang memiliki karakteristik unik berupa kebebasan berekspresi dan berkreasi dan fear of missing out (FoMO) memiliki pandangan yang unik terhadap penilaian antara aspek visual estetika dan etika. Etika berbusana menjadi aturan dan keseimbangan nilai moral dalam berbusana di masyarakat agar terjadi kepatuhan bersama. Penggunaan pakaian bustier sebagai kostum panggung menjadi contoh pada terjadinya pergeseran etika yang berlaku sebagai pakaian dalam menjadi pakaian luar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengidentifikasi wujud visual desain kostum (bustier) nuansa Sunda Yura Yunita terkait etika berbusana dan menganalisis persepsi generasi Z terhadap visualisasi desain kostum (bustier) nuansa Sunda penyanyi Yura Yunita pada aspek estetika dan etika berbusana. Penelitian ini menunjukkan bahwa menurut persepsi generasi Z penggunaan kostum panggung (bustier) Yura Yunita terkategori sedikit estetika dan beretika memiliki kesan yang sopan dengan visual yang menarik. Estetika pada konsep berbusana berkaitan dengan kesan inovasi, estetik, warna, dan detail. Estetika berbusana merujuk pada kesan bentuk tubuh ideal dalam nuansa Sunda diperlihatkan pada pemilihan garniture dan posisi penempatannya. Aspek terselubungi menjadi faktor utama pada kesan etika dan faktor selanjutnya pada pemilihan bahan kain.