digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Syifa Mahardani Safira [17019027]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Penulis menilai bed rotting sebagai fenomena budaya kontemporer yang penting untuk diangkat dan direspon pada penciptaan dan penulisan karya seni rupa ini. Karya berdiri sebagai ruang bagi penulis untuk mengekspresikan respon gagasan pribadi mengenai narasi bed rotting sebagai sebuah masalah sosial yang beberapa tahun terakhir ini telah meluas di masyarakat. Berdasarkan studi literatur dan juga sudut pandang penulis sebagai individu yang pernah mengalami pengalaman serupa secara langsung, penulis merepresentasikan apa yang selama ini penulis observasi, kontemplasi, dan maknai mengenai topik bed rotting melalui karya yang dinamai Selama(-lamanya) di Rumah. Selain untuk mengangkat dan mengeksplorasi sebuah topik yang penulis minati, penciptaan karya juga dimaksudkan untuk menyimpulkan buah hasil dari proses riset artistik dan bereksperimen dengan medium tanah liat yang telah penulis jalankan selama waktu kuliah di studio keramik seni rupa ITB. Dalam proses penciptaannya, penulis menggunakan beberapa teori sebagai landasan berkarya, seperti teori fenomena bed rotting sebagai kecenderungan metode merawat diri bagi generasi muda, teori pendekatan kesementaraan pada perkembangan praktik seni keramik kontemporer dan teori seni sebagai pengalaman multisensorik. Fokus pada karya merupakan objek instalasi kamar tidur yang isi ruangnya mengekspresikan gambaran dampak bed rotting, karena penulis memandang kamar tidur sebagai tempat pengalaman bed rotting paling umum berlangsung sehingga kamar dinilai dapat bercerita mengenai perilaku dan keadaan mental pemiliknya bersadarkan kondisi dan sususan isi kamar tersebut. Dalam hal eksplorasi teknis dan media, penulis menghadirkan karya sebagai ruang instalasi kamar yang tertutup namun dalam waktu yang sama berlokasi di area umum untuk mengartikulasikan karakteristik site-specific karya. Visualisasi keadaan di dalamnya merepresentasikan kecenderungan keadaan suasana kamar saat aksi bed rotting terjadi, di mana kamar tampak tidak terurus dan terbengkalai. Selain itu, penulis juga memanfaatkan medium tanah, mikroorganisme cacing dan sampah organik yang dalam hal ini diolah sebagai media tanam dan dikaitkan dengan sudut pandang kesementaraan. Pengolahan media tanam menunjukkan suatu sifat kesementaraan yang transformatif dan terikat dengan simbolisasi aspek ‘pembusukan’ pada kegiatan bed rotting. Melalui serangkaian pendekatan artistik yang dipilih, penulis membuka dialog mengenai bagaimana bed rotting menciptakan kondisi terjebak dan terisolasi yang dapat dimaknai sebagai sebuah proses pembusukan jiwa dan kesejahteraan mental pelakunya.