Sel surya perovskit adalah teknologi surya yang memiliki potensi untuk menggantikan sel surya silikon karena performanya yang setara dan biaya manufakturnya yang rendah. Namun, proses komersialisasi sel surya berbasis perovskit terhambat oleh sifat perovskit yang tidak stabil. Umumnya, sel surya perovskit dienkapsulasi menggunakan kaca untuk melindunginya dari faktor-faktor lingkungan. Enkapsulasi menggunakan kaca ini juga merupakan kesempatan untuk meningkatkan performa dari sel surya perovskit. Salah satu penelitian belakangan ini melaporkan bahwa penggunaan nanostruktur nanocone di atas permukaan kaca pelindung sel surya perovskit dapat meningkatkan jumlah iradiasi yang diserap sebanyak 3% ketimbang sel surya tanpa nanostruktur. Namun, penelitian ini hanya menggunakan cahaya terpolarisasi yang datang secara tegak lurus terhadap permukaan nanostruktur, sehingga dampak dari perubahan kondisi pencahayaan akibat pergerakan matahari terhadap performa nanostruktur tidak diketahui. Tesis ini menganalisis performa dari beberapa arsitektur kaca, yaitu planar, nanocone, nanopyramid, nanotube, dan nanorod, pada sel surya perovskit hibrida ketika disinari cahaya yang datang pada sudut datang dan polarisasi tertentu menggunakan metode analisis elemen hingga pada domain tiga dimensi. Didapati bahwa semua sel surya perovskit menyerap cahaya P-polarized lebih baik dibandingkan cahaya S-polarized pada sudut zenit yang tinggi, terutama pada sudut datang 60°, yang sesuai dengan Brewster’s angle. Mayoritas sel surya perovskit bernanostruktur memiliki ketergantungan yang lebih rendah terhadap sudut zenit dibandingkan sel surya perovskit planar, dengan struktur nanocone, nanotube, dan nanorod masing-masing menyerap 5.4%, 4.2%, dan 3.8% lebih banyak cahaya dibandingkan model planar. Hal ini disebabkan oleh adanya interferensi konstruktif di dalam sel surya perovskit yang dibangkitkan oleh nanostruktur. Perhitungan iradiasi cahaya matahari yang diserap oleh masing-masing sel surya perovskit juga dilakukan dengan mengestimasikan iradiasi yang diserap oleh masing-masing sel surya di setiap jam dalam satu hari. Di antara bentuk nanostruktur yang diteliti, nanocone adalah yang paling efisien karena mampu menyerap sekitar 3.74% lebih banyak cahaya dalam satu hari dibandingkan sel surya perovskit planar.