digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam kegiatan operasi UCG, semua produk reaksi limbah diangkut ke permukaan untuk diolah. Selain itu, karena tekanan rongga UCG lebih rendah daripada tekanan hidrostatik air tanah (air tanah di sekitar rongga masuk ke rongga UCG), maka terjadi mekanisme pengaliran polutan oleh air tanah. Polutan yang ikut tersapu keluar oleh air tanah kemudian terangkut bersama produk UCG ke permukaan, meskipun masih ada potensi sebagian limbah yang tertinggal di dalam rongga UCG, sehingga rongga tersebut berpotensi menjadi sumber kontaminan, terutama terhadap air tanah, seperti: Fenol, BTEX (Benzene, Toluene, Ethyl Benzene, dan Xylenes) dan PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbon). Analisis transport kontaminan dilakukan untuk melihat potensi penyebaran kontaminan dari area gasifikasi ke lokasi sekitarnya. Utamanya terhadap potensi penyebaran kontaminan ke arah akuifer dangkal atau lapisan pasir di atas lapisan pengapit mudstone. Simulasi transport kontaminan dilakukan dengan bantuan perangkat lunak modflow menggunakan flow engine USGS SEAWAT dan menetapkan parameter sorpsi dengan persamaan isoterm Langmuir (equilibrium-controlled).