digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) memanfaatkan potensi energi terbarukan Indonesia, khususnya energi panas bumi, saat negara ini bertransisi menuju sumber energi yang lebih bersih. Dengan momentum global yang semakin kuat menuju energi berkelanjutan, PGEO berada pada posisi yang strategis untuk berperan penting dalam memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat di Indonesia, sekaligus berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PGEO didirikan untuk menyediakan barang dan jasa yang kompetitif sambil meningkatkan nilai perusahaan. Keputusan strategis seperti IPO harus menunjukkan peningkatan nilai yang terukur. Potensi bisnis energi terbarukan memang terdengar menjanjikan, namun nilai sebenarnya dapat lebih akurat ditentukan melalui perhitungan valuasi perusahaan. Namun, para investor menghadapi tantangan dalam menentukan nilai sebenarnya dari perusahaan dalam rangka membangun kepercayaan di sektor yang relatif baru di pasar publik, jika dibandingkan dengan perusahaan energi tradisional yang memiliki rekam jejak lebih panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan valuasi perusahaan sebelum dan setelah IPO, mengevaluasi kinerja keuangan, serta memberikan wawasan yang dapat membantu investor merumuskan rencana aksi berdasarkan analisis ini. Dengan data tersebut, investor akan lebih siap membuat keputusan yang terinformasi terkait investasi di perusahaan energi terbarukan seperti PGEO. Perhitungan nilai intrinsik perusahaan dilakukan dengan metode Discounted Cash Flow Valuation untuk periode sebelum dan sesudah IPO. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai intrinsik pre-IPO adalah sebesar IDR 989,05 dan nilai intrinsik postIPO sebesar IDR 1.242,53. Kinerja keuangan PGEO terbukti kuat dan likuid, dengan pertumbuhan tahunan yang stabil serta prospek yang menjanjikan di masa depan. Nilai perusahaan juga meningkat setelah IPO. Namun, investor tetap harus berhati-hati dan siap untuk berinvestasi jangka panjang, karena sektor energi panas bumi memerlukan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan keuntungan yang signifikan dari bisnis utama perusahaan.