Dalam dunia kerja, tidak terlepas dari kemungkinan adanya risiko kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh sikap pekerja yang kurang peduli terhadap
K3. Pada UMKM, tingkat risiko kecelakaan kerja lebih tinggi dikarenakan
memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan keuangan sehingga penerapan K3
belum baik. Penerapan K3 menjadi satu hal yang penting untuk diterapkan,
termasuk pada UMKM di Kecamatan Solokanjeruk. Namun, terdapat beberapa
hambatan dalam penerapan K3, mulai dari pekerja hingga lingkungan kerjanya.
Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi kondisi lingkungan kerja di 9 UMKM
dengan melakukan pengukuran parameter iklim kerja (ISBB), kebisingan,
pencahayaan, PM2.5, dan PM10, serta dilakukan evaluasi penerapan K3 dan potensi
pengembangan penerapan K3. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
penelitian kuantitatif untuk meneliti mengenai pelaksanaan K3 berdasarkan kondisi
lingkungannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada permasalahan kondisi
lingkungan kerja pada UMKM, yaitu kebisingan yang melebihi NAB pada UMKM
Konveksi-2 dan Konveksi-3, konsentrasi debu yang melebihi NAB pada UMKM
Olahan Makanan-1, Olahan Makanan-2, Konveksi-1, Konveksi-2, Konveksi-3,
Telur Asin-2, dan Budidaya, serta tingkat pencahayaan yang kurang memadai pada
UMKM Olahan Makanan-2, Olahan Makanan-3, Konveksi-1, Konveksi-3, dan
Budidaya. Kemudian, terdapat permasalahan dalam penerapan K3 yang disebabkan
oleh kurangnya informasi K3 serta keterbatasan sarana dan prasarana. Untuk itu,
diperlukan pengembangan penerapan K3 berdasarkan potensi yang ada pada
lingkungan kerja, dimulai dari penggunaan APD, kontrol administratif, dan kontrol
teknik. Selain itu, metode manajemen tata letak dianjurkan untuk diterapkan di
semua UMKM karena mudah dan ekonomis, guna menunjang kebersihan,
kenyamanan, dan mengurangi risiko bahaya di tempat kerja.