digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Nida Ummatun Nadiyah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Nida Ummatun Nadiyah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Nida Ummatun Nadiyah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nida Ummatun Nadiyah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Nida Ummatun Nadiyah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Nida Ummatun Nadiyah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Nida Ummatun Nadiyah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Nida Ummatun Nadiyah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kabupaten Lebak, terletak di Provinsi Banten, merupakan daerah yang rawan terhadap berbagai jenis bencana alam, khususnya tanah longsor. Karakteristik geografis kabupaten ini yang terdiri dari daerah perbukitan dan pegunungan, ditambah dengan curah hujan yang tinggi, meningkatkan risiko terjadinya tanah longsor secara signifikan. Dampak dari bencana ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa dan kerugian ekonomi, tetapi juga merusak infrastruktur dan bangunan. Oleh karena itu, pada project ini dilakukan identifikasi kerusakan bangunan secara akurat agar dapat dilakukan evaluasi kebencanaan secara tepat. Proses awal dilakukan identifikasi fenomena pergerakan tanah yang diturunkan dari data InSAR untuk menentukan wilayah yang berisiko tinggi. Selanjutnya, survei lapangan dilakukan dan rekomendasi untuk memvalidasi area yang teridentifikasi sehingga menghasilkan pemilihan Kecamatan Cikulur untuk analisis lebih lanjut. Untuk mengetahui dampak kerusakan bangunan secara detail, dilakukan pengintegrasian data point cloud LiDAR dan TLS dengan objek MTs Ar-Ribathiyyah Cikulur. Dari hasil integrasi dua sumber point cloud tersebut didapatkan RMSE 0,265 mm, dengan hasil penggabungan tersebut akan dibuat Model 3D BIM. Model 3D BIM memiliki kedalaman detail dan informasi pada LOD300 yang mencakup atribut informasi kondisi bangunan, termasuk hasil analisis vertikalitas bangunan, sehingga asesmen terhadap kelayakan bangunan dapat dilakukan secara kuantitatif.