Terminal terpadu merak merupakan terminal antar moda yang dibangun dalam
upaya meningkatkan konektivitas dan efisiensi trnapsortasi perkotaan serta
mendukung upaya pembangunan sistem transportasi perkotaan yang
berkelanjutan. Salah satu permasalahan yang ada di Kawasan Terminal Terpadu
Merak adalah lokasi antar terminal yang cukup jauh sehingga banyak pejalan kaki
yang enggan berjalan menuju terminal lain saat hendak menggunakan layanan
angkutan lanjutan. Pemahaman terkait kesediaan berjalan kaki diperlukan agar
dapat mengetahui perbaikan yang diperlukan dalam meningkatkan minat berjalan
menuju layanan angkutan lanjutan di Kawasan Terminal Terpadu Merak.
Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model willingness to walk yang
digunakan sebagai kerangka kerja dalam menganalisis preferensi pengguna
terhadap jarak berjalan dan fasilitas perpindahan moda yang tersedia. Selain itu,
sub tujuan dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi jarak yang masih dapat
diterima dan atribut fasilitas perpindahan moda yang mempengaruhi keputusan
orang untuk mau berjalan lebih jauh dalam berpindah moda. Metode statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik ordinal dengan data yang
diperoleh dari hasil kuisioner menggunakan stated preference.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengguna cenderung malas untuk berjalan
terlalu jauh pada kondisi fasilitas perpindahan antar moda eksisting, sehingga
diperlukan peningkatan terhadap fasilitas perpindahan moda di Kawasan Terminal
Terpadu Merak. Penambahan fasilitas seperti travelator, tempat istirahat, petugas,
dan petunjuk arah merupakan fasilitas yang dapat mempengaruhi kecenderungan
orang untuk mau berjalan lebih jauh. Dengan adanya penambahan fasilitas
perpindahan antar moda kesediaan orang untuk berjalan di Kawasan Terminal
Terpadu Merak semakin tinggi sehingga permasalahan lokasi terminal antar moda
yang cukup jauh dapat diatasi.