Pesatnya urbanisasi dan pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang
menimbulkan tantangan besar dalam penyediaan layanan dasar, termasuk layanan
air bersih. Tantangan-tantangan ini terlihat jelas dalam konteks permukiman
informal. Studi ini memberikan evaluasi komprehensif terhadap sistem pelayanan
air bersih di permukiman informal Kelurahan Lemahwungkuk, dengan fokus pada
RW5 dan RW6, di Kota Cirebon. Penelitian ini didorong oleh kebutuhan penting
untuk memahami aksesibilitas, kualitas, dan tata kelola air bersih di wilayah yang
ditandai dengan pesatnya urbanisasi dan pertumbuhan pemukiman informal.
Dengan tujuan menyeluruh untuk meningkatkan akses air bersih sejalan dengan
tujuan pembangunan berkelanjutan, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
tipologi sistem air saat ini, memahami pengaturan tata kelola, dan menilai persepsi
masyarakat mengenai layanan air bersih.
Studi ini menggunakan beberapa metode termasuk, analisis kuantitatif, analisis
kualitatif deskriptif, analisis tipologi, analisis konten, dan analisis spasial, studi ini
mengintegrasikan data dari kuesioner, wawancara, dan observasi, di samping
pemetaan Sistem Informasi Geografis (SIG). Metodologi ini memungkinkan
eksplorasi dinamika layanan air bersih yang bernuansa, yang mengungkap lanskap
penyediaan air bersih yang kompleks yang ditandai dengan berbagai tingkat
aksesibilitas, keandalan, dan kepuasan di antara anggota masyarakat.
Temuan studi ini menunjukkan adanya lima tipologi sistem air dengan
ketergantungan utama pada sistem air minum kota yang disediakan oleh PDAM
Tirta Giri Nata, dengan sebagian besar penduduk juga bergantung pada sumbersumber alternatif seperti sumur pribadi, sumur umum, dan penjual air. Terlepas dari
kepuasan umum terhadap kualitas dan kecukupan layanan air, tantangan terkait
keterjangkauan, keandalan, dan masalah kualitas tertentu disoroti. Studi ini
menemukan adanya kesenjangan dalam pengalaman layanan air bersih, dimana
rumah tangga berpenghasilan rendah menghadapi kesulitan yang lebih besar dalam
hal keterjangkauan dan keandalan layanan. Pengaturan tata kelola ditemukan
sebagai perpaduan antara manajemen formal dan terpusat oleh PDAM dan
pendekatan berbasis masyarakat, dengan penekanan utama pada keterlibatan
masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan layanan air minum.