Pemerintah Indonesia mengalokasikan dana setiap tahun melalui Kementerian Desa untuk meningkatkan perekonomian lokal melalui kemandirian desa. Oleh karenanya, setiap desa harus menyadari potensi sumber daya yang dimilikinya untuk aktivitas ekonomi produktif. Menilik kondisi tersebut, geo-kewirausahaan yang mengintegrasikan pendekatan spasial dan sosial harus diterapkan sebagai solusi inovasi untuk geo-adaptasi secara berkelanjutan, khususnya bagi desa-desa tingkat menengah yang memiliki risiko tinggi untuk turun ke tingkat yang lebih rendah akibat adanya perangkap ekonomi menengah. Oleh karenanya, studi ini bertujuan untuk menemukan strategi efektif melalui penyelesaian masalah menjadi kolaborasi adaptif guna pembangunan pedesaan berkelanjutan pada desa-desa tingkat menengah di Indonesia, melalui variable: karakter geografis (GC), kualitas demografi (DQ), dukungan kewirausahaan (ES), & geo-kewirausahaan (GE). Selain itu, analisis penjelasan sekuensial diterapkan dengan 3 metode pengumpulan data: survei kuesioner, observasi, dan wawancara. Sebanyak 457 kuesioner diperoleh secara snowball sampling di 3 desa menengah di Jawa Tengah untuk analisis statistik deskriptif & PLS-SEM, dilanjutkan dengan observasi untuk analisis spasial dan wawancara mendalam terhadap 15 responden untuk analisis proposisi. Statistik deskriptif mengidentifikasi item pendukung dan kontradiktif dalam variable, yang kemudian dilanjutkan dengan PLS-SEM. Temuan PLS-SEM menunjukkan korelasi GC ke GE tidak signifikan yang mana memerlukan penghubung berupa ES sebagai mediator. Di lain sisi, DQ berkorelasi positif ke GE, secara langsung maupun tidak langsung. Hasil ini kemudian dijelaskan berdasarkan kondisi lapangan melalui analisis spasial & proposisi untuk mendukung PLS-SEM. Singkatnya, kerangka teori yang diusulkan adalah bentuk ideal dari gagasan pembangunan pedesaan berkelanjutan. Namun, dalam studi ini, situasi aktual menunjukkan GC belum sepenuhnya dieksplorasi. Oleh karena itu, diperlukan tindakan positif pemerintah, peningkatan pengetahuan dan kreasi, serta modal finansial untuk mengaktifkan penciptaan geo-potensi menjadi geo- wirausaha, sehingga penguatan ekosistem sebagai landasan inovasi pembangunan pedesaan berkelanjutan akan memperkuat ketahanan perekonomian local, khususnya di Indonesia.