Dalam lanskap bisnis global saat ini, tim multikultural bukan hanya menjadi hal
yang umum tetapi juga menjadi hal yang penting untuk merangsang inovasi dan
daya saing. Namun, bersama dengan manfaat dari keragaman budaya juga
datang tantangan, terutama dalam bidang komunikasi dan penyelesaian konflik.
Studi ini menjelajahi dinamika budaya yang rumit dan strategi penyelesaian
konflik dalam tim manajemen Terra, sebuah startup fashion yang sedang
berkembang di Bandung. Tim ini terdiri dari tiga pemangku kepentingan utama:
Brian Hans (Keuangan), Alwi Zaid Dingri (Konten Kreatif untuk Media Sosial
dan Hubungan Masyarakat), dan Cornelio Stevan Putra (Desain Produk),
masing-masing memberikan latar belakang budaya dan gaya penyelesaian konflik
yang unik.
Mengacu pada kerangka teoritis model Konflik antargrup Greer dan Dannals
(2017), Model Budaya Lewis (1990), dan analisis DISC, penelitian ini bertujuan
untuk mengungkapkan nuansa perbedaan budaya dan dampaknya pada
penyelesaian konflik dalam tim manajemen Terra. Temuan mengungkapkan
keberagaman budaya yang kaya, dengan Brian Hans menunjukkan kepribadian
Linier-Aktif, yang ditandai dengan fokus berorientasi pada tugas dan
kecenderungan untuk memprioritaskan kewajiban profesional daripada masalah
pribadi. Sebaliknya, Alwi Zaid dan Cornelio menunjukkan kepribadian Reaktif,
menekankan hubungan interpersonal dan menjaga batas yang fleksibel antara
kehidupan pribadi dan profesional.
Menggabungkan analisis DISC ke dalam studi ini memberikan wawasan
tambahan tentang dinamika tim. Karakteristik kepribadian dominan Brian sejalan
dengan gaya 'D' (Dominance), yang mengindikasikan sikap tegas dan pendekatan
berorientasi pada hasil. Sebaliknya, penekanan Alwi Zaid dan Cornelio pada
hubungan antarpribadi sesuai dengan gaya 'I' (Influence), yang menyoroti sifat
sosial dan berorientasi pada orang lain. Mengakui kecenderungan perilaku yang
berbeda ini penting untuk memahami bagaimana individu dalam tim
mempersepsikan dan menavigasi konflik. Memahami interaksi antara latar belakang budaya, sifat kepribadian, dan
strategi penyelesaian konflik sangat penting untuk merangsang koherensi dan
produktivitas dalam tim multikultural. Oleh karena itu, studi ini mengusulkan
rencana implementasi komprehensif yang disesuaikan dengan tim manajemen
Terra. Rencana ini mencakup pendekatan multi-faset, termasuk pelatihan
sensitivitas budaya, latihan membangun tim secara berkala, dan pembentukan
saluran komunikasi yang jelas. Selain itu, dengan memanfaatkan wawasan dari
analisis DISC, rencana ini mengintegrasikan strategi penyelesaian konflik yang
dipersonalisasi yang sesuai dengan preferensi perilaku masing-masing anggota
tim.
Dengan memeluk keragaman budaya dan memanfaatkan kekuatan gaya
kepribadian individu, Terra dapat mengubah konflik potensial menjadi peluang
untuk pertumbuhan dan kolaborasi. Lebih lanjut, dengan membina budaya
inklusivitas dan saling menghormati, organisasi dapat membentuk lingkungan tim
yang dinamis yang mendukung inovasi dan kesuksesan.
Penelitian ini memberikan kontribusi pada wacana yang lebih luas tentang
dinamika tim multikultural dan strategi penyelesaian konflik dengan menawarkan
eksplorasi yang nuansa tentang pengalaman tim manajemen Terra. Dengan
mengintegrasikan beberapa kerangka teoritis dan wawasan praktis, penelitian ini
menyediakan panduan komprehensif bagi organisasi yang menghadapi tantangan
serupa dalam pasar yang semakin global saat ini. Pada akhirnya, dengan
memeluk keragaman budaya dan memanfaatkan keunikan dari masing-masing
anggota tim, organisasi seperti Terra dapat memposisikan diri untuk
pertumbuhan dan daya saing yang berkelanjutan dalam lanskap bisnis yang
selalu berubah. Perbedaan budaya dalam tim manajemen Terra memiliki potensi
untuk menyebabkan konflik karena kurangnya komunikasi. Brian Hans, yang
ditandai dengan kepribadian Linier-Aktif, memisahkan pekerjaan dari kehidupan
pribadi, tampak lebih tegas dalam lingkup profesional. Sebaliknya, Alwi dan
Cornelio, dengan kepribadian Reaktif, tetap konsisten dalam perilaku mereka di
kedua konteks, berakar pada keyakinan bahwa persahabatan adalah dasar bisnis
mereka. Ketidakselarasan dalam gaya komunikasi ini dapat menyebabkan konflik
dalam dinamika manajemen Terra.