COVER Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti
Reactive Powder Concrete memiliki prinsip utama dalam peningkatan kinerja dengan
menggunakan semen atau material pozzolan untuk memperkuat Interfacial Transition
Zone (ITZ) antara matriks mortar dan agregat halus dengan mengurangi w/c ratio,
pengeliminasian agregat kasar pada campuran, dan penerapan panas pada saat curing.
Namun dengan eliminasi agregat kasar pada campuran RPC menyebabkan tidak
terjadinya proses interlocking yang dapat mendisipasi retak yang terjadi saat
keruntuhan. Hal tersebut dapat membuat perilaku RPC sangat getas. Untuk mengganti
fungsi agregat kasar dalam mendisipasi retak, maka ditambahkan penggunaan serat
untuk menimbulkan efek multiple crack bridging. Penelitian ini berfokus pada efek
penambahan micro polypropylene fiber terhadap perilaku campuran RPC yang
mengandung Steel Fiber 1%. Variasi penambahan micro polypropylene fiber berkisar
0.06% hingga 0.1% dari fraksi volume. Pengujian yang dilakukan adalah uji beton segar
(slump flow, J-Ring test, dan slump loss) dan uji beton keras (Kuat Tekan, Keuat Lentur,
Kuat Tarik Langsung, dan Energi Fraktur).
Penambahan steel fiber dengan kadar 1% dapat menyebabkan terjadinya penurunan
pada workabilitas. Campuran yang mengandung Steel Fiber 1% dan ditambahkan
Micro Polypropylene Fiber dengan fraksi vilume sebesar 0.06 % - 0.1% dapat
menyebabkan penurunan workabilitas yang cukup signifikan akibat aspect ratio yang
besar dan dapat menyebabkan friksi tambahan dalam campuran. Penurunan yang
disebabkan akibat penambahan serat berkisar 2.87% - 15.83%.
Kuat tekan RPC tidak mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika ditambahkan
serat ke dalam matriks campuran. Tetapi dengan penerapan Hot Water Treatment saat
proses perawatan akan meningkatkan kuat tekan RPC dari 90.1 MPa hingga 114.5 MPa
( 2% - 19%). Peningkatan akibat penambahan micro polypropylene fiber (MPF) kepada
campuran SF1 meningkatkan kuat lentur sebesar 7.16 MPa hingga 15.62 MPa (42% -
59%) untuk Normal Curing dan 6.33 MPa hingga 15.09 MPa (36% - 38%) untuk Hot
Water Treatment. Peningkatan akibat penambahan MPF pada campuran SF1
meningkatkan kuat tarik sebesar 1.95 MPa hingga 4.26 MPa (19% - 43%) untuk Normal
Curing dan 2.63 MPa hingga 4.87 MPa (7% - 44%) untuk Hot Water Treatment. Energi
Fraktur juga meningkat ketika MPF ditambahkan pada SF1 sebesar 0.149 N/mm hingga
2.33 N/mm (9 – 16 kali lipat) untuk Normal Curing dan 0.153 N/mm hingga 2.94 N/mm
(15 – 19 kali lipat) untuk Hot Water Treatment.