Kebutuhan lahan yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk
telah mengubah tutupan lahan di berbagai wilayah, salah satunya termasuk DAS
Citarum Hulu – Dayeuhkolot. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh
perubahan tutupan lahan terhadap peningkatan banjir di DAS Citarum Hulu –
Dayeuhkolot.
Hasil analisis Distribusi frekuensi dapat disimpulkan apabila hujan yang terjadi
merata pada keseluruhan DAS Citarum Hulu - Dayeuhkolot dengan kala ulang R2
tahunan maka pada Outlet DAS Citarum Hulu – Dayeuhkolot terjadi Q2 tahunan,
apabila terjadi hujan merata pada DAS Citarum Hulu - Dayeuhkolot dengan kala
ulang R5 tahunan maka pada Outlet DAS Citarum Hulu – Dayeuhkolot terjadi Q25
tahunan, dan apabila terjadi hujan merata pada DAS Citarum Hulu - Dayeuhkolot
dengan kala ulang R10 tahunan maka pada Outlet DAS Citarum Hulu – Dayeuhkolot
terjadi Q1000 tahunan.
Data tutupan lahan yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 1990 dan tahun 2022. Hasil
penelitian menunjukkan perubahan terutama pada jenis tutupan lahan perkebunan
yang berkurang sebesar -8.65%, sedangkan tutupan lahan pemukiman mengalami
peningkatan sebesar 38.85% dari tahun 1990 sampai tahun 2022.
Analisis kehilangan air menggunakan metode Curve Number (CN) pada DAS
Citarum Hulu – Dayeuhkolot menunjukkan kenaikan signifikan pada beberapa Sub-
DAS, seperti Citarum Hulu - Majalaya, Sub-DAS Cikeruh, dan Sub-DAS Cidurian.
Perubahan CN ini berdampak pada peningkatan debit banjir rencana 9% hingga
26%, besaran debit banjir rencana dikalibrasi menggunakan Pos Duga Air (PDA)
Dayeuhkolot berkisar 97.29% sampai dengan 99.99%.
Hasil pemodelan hidraulika sungai terjadi peningkatan tinggi muka air banjir
(MAB) dari tahun 1990 sampai tahun 2022, Sub-DAS Hulu Sungai Citarum,
dengan peningkatan terbesar di Sub-DAS Cikeruh (+1.23 meter) dan terkecil di
Sub-DAS Citarik (+0.28 meter), hal ini tentunya dipengaruhi juga oleh MAB
Sungai Citarum.