digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Alfinsyah Suhendra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Alfinsyah Suhendra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Alfinsyah Suhendra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Alfinsyah Suhendra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Alfinsyah Suhendra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Alfinsyah Suhendra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya menyebabkan meningkatnya kebutuhan listrik yang sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Provinsi Sumatera Selatan merupakan provinsi yang dijuluki lumbung energi, tetapi masih terdapat sejumlah desa yang belum teraliri listrik. Berdasarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Mineral RI (ESDM) pada tahun 2011, Indonesia memiliki potensi geotermal sebesar 29.215 MW dari sebelumnya 27.000 MW. Oleh karena itu, perlu adanya studi awal untuk eksplorasi geotermal untuk memaksimalkan potensi tersebut. Penelitian ini dilakukan di Gunung Dempo yang terletak Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Gunung Dempo merupakan gunung api strato tertinggi di Sumatera Selatan yang terletak di antara Pegunungan Bukit Barisan dan Gumai secara geografis terletak pada 04º 01’ 28,45” LS dan 103º 11’ 16,40” BT dengan ketinggian 3137 m di atas permukaan laut. Dalam penelitian ini, termal permukaan dan cekaman vegetasi digunakan untuk mendeteksi indikasi manifestasi geotermal di Gunung Dempo, Sumatera Selatan. Termal permukaan diperoleh dari kanal Thermal Infrared dan Visible-Near Infrared citra ASTER dan cekaman vegetasi diperoleh dari analisis indeks vegetasi menggunakan citra Landsat 8 OLI, yaitu NDVI, GDVI, dan GNDVI. Berdasarkan profil melintang antara termal permukaan dan indeks vegetasi, menunjukkan GDVI lebih sensitif terhadap perubahan suhu daripada GNDVI dan NDVI, sedangkan GNDVI lebih sensitif daripada NDVI. Dari metode regresi linier, diperoleh koefisien determinasi (R2) NDVI-LST tahun 2019 dan 2020 sebesar 0,17 dan 0,04, GDVI-LST tahun 2019 dan 2020 sebesar 0,17 dan 0,31, dan GNDVI-LST tahun 2019 dan 2020 sebesar 0,27 dan 0,10. Berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process, diperoleh bobot LST sebesar 0,54, GDVI sebesar 0,28, GNDVI sebesar 0,12, dan NDVI sebesar 0,08. Analisis anomali termal,cekaman vegetasi, dan pembobotan menghasilkan peta indikasi manifestasi geotermal Gunung Dempo dengan dua zona indikasi manifestasi.