Wabah demam berdarah merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di
Filipina pada musim tertentu hampir setiap tahun. Meskipun demam berdarah endemik
terjadi di semua wilayah negara, tetapi hanya ada beberapa daerah yang tercatat
kasus lebih tinggi, atau bahkan memulai wabah secara signifikan lebih awal daripada
yang lain. Bukti tersebut menantang peneliti dan pembuat kebijakan untuk
mempelajari data dalam memahami transmisi spasial-temporal demam berdarah.
Pada penelitian ini akan dipelajari data klinis demam berdarah di beberapa provinsi
di Filipina seperti; North Cotabato, South Cotabato, Sarangani, Sultan Kudarat,
Agusan Del Norte, Agusan Del Sur, Dinagat Islands, Surigao Del Norte, dan Surigao
Del Sur. Dari kesembilan provinsi tersebut akan dilakukan analisis setiap
kota yang menunjukkan bahwa kota-kota dengan kasus yang lebih tinggi cenderung
mengalami wabah lebih awal, berpotensi menulari kawasan lain. Lebih lanjut
akan dibangun epidemic forest untuk memperkirakan pola spasial penyebaran demam
berdarah di setiap periode wabah, yang memungkinkan untuk menduga daerah
mana yang menginfeksi daerah mana. Setiap periode wabah, menghasilkan model
yang konsisten ketika dihitung Rt,i yakni wilayah yang terletak didataran tinggi
yang didominasi oleh hutan menjadi penyebab endemik secara keseluruhan. Salah
satu bukti yang mungkin dapat menjelaskan hasil tersebut adalah bahwa hutan secara
garis besar memiliki karakteristik iklim yang mendukung kehidupan nyamuk.