
ABSTRAK Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Rizal Arvandy Harahap
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Seyogyanya, sistem transportasi perkotaan di DKI Jakarta, khususnya di sekitar berbagai
jalan protokol di Jakarta Selatan sudah tidak mampu tertopang jika terus dibebankan oleh
kendaraan bermotor pribadi. Sehingga, dengan diiringi bergesernya paradigma kebutuhan
transportasi urban ke berbagai layanan angkutan umum, hal ini semestinya teratasi. Namun,
didapat pula fakta bahwa pada Koridor 1 TransJakarta, cakupannya cukup beririsan dengan
Koridor Utara-Selatan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, yang keduanya mencakup
daerah dari Blok M hingga Bundaran HI juga hingga saat ini. Hal ini dikhawatirkan bisa
memunculkan predasi, alih-alih diversi penggunaan kendaraan bagi masyarakat perkotaan.
Oleh karena itu, perlu identifikasi terkait mengetahui bagaimana evaluasi kinerja
TransJakarta pada Koridor 1 ini dan pengejawantahan alternatif intervensi apa yang dirasa
bisa menyokong kinerja TransJakarta pada Koridor 1. Langkah yang ditempuh pada tugas
akhir ini yakni menggunakan pemodelan terkait untuk simulasi kuantitas penggunaan
transportasi umum terkait.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kinerja TransJakarta, khususnya dengan
beban penumpang pada waktu puncak dan pendapatan yang didapat dengan berbagai
kondisi skenario dengan waktu tinjauan selama 20 tahun ke depan dengan partisi waktu
tinjau per 5 tahun. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan melakukan
kajian pustaka, terlebih data berupa kuantitas penumpang per jam untuk setiap pergerakan
di dalam dan sekitar wilayah tinjau, yakni stasiun-stasiun dan halte-halte sekitar Koridor 1
TransJakarta dan Koridor Utara-Selatan MRT Jakarta pada waktu puncak. Kemudian, data
tersebut diolah dengan interpolasi hingga 20 tahun ke depan sebelum dibebankan dengan
pemodelan pada EMME 3. Setelah dibebankan, bisa didapatlah berbagai kinerja terkait
yang sudah dijabarkan sebelumnya. Jika sudah didapatkan kinerja terkait dan tidak
memenuhi kinerja seharusnya, dipilihlah berbagai alternatif yang bisa mengatasi
permasalahan tersebut dengan waktu tinjauan pada kasus ekstrim yakni pada saat 20 tahun
ke depan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa hingga 2.970 penumpang
per jam bisa berada pada satu ruas pada TransJakarta, meskipun didapat proporsi
penumpang antara MRT dan TJ kian konstan. Untuk mengatasi hal ini, dipilihlah hingga
tujuh alternatif terkait dengan batasan berupa hanya TransJakarta saja yang bisa
diintervensi, baik berupa waktu antara maupun tarif yang dibebankan untuk TransJakarta.
Beberapa alternatif yang dicoba juga pada EMME 3 yakni mengurangi waktu antara hingga
3 menit hingga menambahnya hingga 7 menit dari kondisi aktual yang ditemui yakni 5
menit, selain itu, juga dilakukan simulasi jika harga tarif TransJakarta diubah, meskipun
skemanya tetap flat, dari Rp 3.000,00 hingga Rp 7.000,00. Dengan menimbang berbagai
indikator kinerja yang ditinjau, yakni dari kuantitas penumpang yang diangkut hingga
kuantitas load factor-nya, hingga pendapatan yang didapat, terpilihlah alternatif berupa
mengurangi waktu antara hingga menjadi 3 menit, dengan implikasi perlu pula
penambahan armada bus TransJakarta pada Koridor 1 ini.