Minyak atsiri nilam merupakan minyak atsiri dengan produksi kedua terbesar di Indonesia.
Minyak ini memiliki ruang lingkup pemanfaatan yang luas terutama dalam bidang kosmetik
dan parfum karena memiliki aroma yang tahan lama. Salah satu parameter untuk
menentukan kualitas minyak nilam adalah dengan melihat persentase senyawa marker yang
terkandung di dalamnya, yakni Patchouli Alkohol atau Patchoulol. Penelitian ini dilakukan
untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa yang berada pada sampel minyak nilam.
Isolasi dilakukan dalam tiga tahap yakni kromatografi cair vakum (KCV) secara gradien
menggunakan fase gerak campuran n-heksana-etil asetat, kromatografi kolom klasik (KKK)
secara isokratik menggunakan fase gerak n-heksana, dan kromatografi lapis tipis (KLT)
preparatif dengan fase gerak n-heksana-etil asetat 20:1. Terhadap isolat dilakukan uji
kemurnian menggunakan KLT dengan tiga fase gerak berbeda dan KLT dua dimensi.
Berdasarkan kromatogramnya, isolat diketahui memiliki karakteristik sebagai berikut: tidak
memiliki fluoresensi di bawah sinar UV, dan berupa bercak dengan Rf 0,61 (fase gerak nheksana-aseton 9:1) berwarna ungu ketika dilihat menggunakan penampak bercak vanilin
sulfat dan anisaldehid dan berwarna coklat-oranye dengan penampak bercak H2SO4. Isolat
diduga merupakan patchouli alkohol.