Penggerek buah kopi (PBKo) (Hypothenemus hampei) adalah serangga hama
utama penyebab kerusakan signifikan pada perkebunan kopi, dan berdampak pada
kerugian ekonomi. Pola perilaku hama serta adanya praktik manajemen yang tidak
tepat menjadi tantangan utama dalam mengendalikan PBKo. Studi ini menyajikan
strategi pengendalian hama terpadu (PHT) yang dirancang untuk Perkebunan Kopi
Arabika Cimenyan di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Perkebunan ini
menerapkan sistem pertanian semi-organik tanpa penggunaan komponen kimia buatan,
sehingga program hanya berfokus pada tindakan pengendalian biologis. Aspek
ekonomi menjadi pertimbangan utama dalam mengembangkan program. Kondisi
ekonomi Kebun Kopi Cimenyan dianalisis berdasarkan data produksi kopi beras tahun
2022. Perhitungan economic injury level (EIL) dan economic threshold (ET) dilakukan
berdasarkan data kehilangan panen. Area hotspot dan potensi musuh alami PBKo
diidentifikasi melalui analisis data lapangan. Implikasi biaya penerapan insektisida
biologi, entomopatogen Beauveria bassiana, sebagai tindakan pengendalian awal
dinilai. Berdasarkan temuan data dan tinjauan literatur yang komprehensif,
dikembangkan strategi manajemen hama untuk mengelola PBKo sesuai standar PHT.
Kondisi ekonomi Perkebunan Kopi Cimenyan untuk 10 tahun ke depan setelah
penerapan PHT juga diprediksi guna menilai dampak program. Pada tahun 2022, laba
bersih perkebunan melampaui break even point (BEP) dengan total Rp. 202.884.000.
Nilai EIL hama PBKo pada Perkebunan Kopi Cimenyan adalah 2089 ekor/pohon. Nilai
ET hama PBKo pada perkebunan Kopi Cimenyan adalah 782 ekor/ pohon, dengan ratarata
total jumlah ceri keseluruhan pada tiap pohon adalah 1750. Area hotspot hama
diidentifikasi berada pada plot 9-18, khususnya pada titik ke-14, di mana musuh alami
potensial juga terdeteksi yaitu Dolichoderus thoracicus dan Solenopsis picea. Biaya
tambahan penggunaan insektisida B. bassiana selama setahun adalah sebesar Rp.
6.639.000. Berdasarkan analisis ekonomi, tabel determinasi pengendalian biologis
ditetapkan dengan penentuan batas zona ET, EIL dan Economic damage (ED). Strategi
PHT yang diusulkan untuk Perkebunan Kopi Cimenyan terdiri dari empat tahap: prapanen,
panen, pasca-panen, dan jangka panjang. Setiap fase melibatkan komponen
seperti pemantauan, kultur teknis, pengendalian biologis, pengendalian mekanis, dan
tindakan pencegahan. Penerapan strategi bertujuan untuk menekan populasi PBKo
secara efektif di perkebunan kopi. Prediksi menunjukkan peningkatan kuantitas dan
kualitas khusus dari kopi beras yang dipanen selama 10 tahun ke depan, yang mengarah
ke laba bersih yang lebih tinggi.