digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gunung Galunggung merupakan salah satu gunungapi di Jawa Barat dengan tingkat erupsi yang tinggi. Tercatat dalam 200 tahun terakhir telah terjadi letusan tahun 1822, 1894, 1918, dan 1982?1983. Karakter erupsi gunungapi dapat dikaitkan dengan karakteristik magma dan sejarah aktivitas volkaniknya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami karakteristik petrologi, mineralogi, dan geokimia batuan, magma pembentuk batuan, dan sejarah aktivitas Gunung Galunggung secara lebih detail melalui pendekatan petrogenesis geokimia batuan yang ditambahkan dengan analisis kimia mineral batuan volkanik Gunung Galunggung. Data yang digunakan dalam studi ini berupa data primer 29 sampel batuan volkanik Gunung Galunggung yang dianalisis petrografi dan sebanyak 5 sampel dianalisis kimia mineralnya menggunakan SEM-EDS. Data sekunder berupa 53 sampel data geokimia batuan dan 5 sampel data kimia mineral berasal dari jurnal yang telah dipublikasikan. Letusan Gunung Galunggung dibagi menjadi 4 periode erupsi, yaitu periode 50.000?10.000 BP, 4.200±150 BP, 1822?1894?1918, dan periode 1982?1983 yang terdiri dari Fase 1, 2, dan 3. Periode 50.000?10.000 BP menghasilkan produk letusan berkomposisi basalt?basaltik andesit (SiO2 47?56%berat) dengan komposisi fosterit olivin (Fo64-70) dan anortit pada plagioklas (An46-67). Periode 4.200±150 BP, berupa basalt?basaltik andesit (SiO2 51?55%berat) dengan komposisi fosterit olivin (Fo62-64) dan anortit pada plagioklas (An50-71). Periode 1822, 1894, dan 1918 berupa basalt?basaltik andesit (SiO2 51-55%berat) dengan komposisi anortit pada plagioklas (An39-70). Memasuki Periode 1982?1983 Fase 1 berupa basaltik andesit-andesit (SiO2 53?57%berat), Fase 2 berupa basalt?basaltik andesit (SiO2 50?51%berat) dengan komposisi fosterit olivin (Fo76-90) dan anortit pada plagioklas (An47-70), dan Fase 3 berupa basalt?basaltik andesit (SiO2 49- 54%berat) dengan komposisi fosterit olivin (Fo70-87) dan anortit pada plagioklas (An66-91). Aktivitas volkanisme Gunung Galunggung mulai terjadi sejak Pleistosen?Holosen (Zaman Kuarter). Diagram laba-laba dan diskriminan tektonik menunjukkan tatanan tektonik Gunung Galunggung berkaitan dengan proses subduksi yang dikontaminasi kerak kontinen dan oceanic. Sejarah aktivitas Gunung Galunggung dimulai dari injeksi magma basaltik (SiO2 ?47%berat) dengan afinitas toleit?kalk-alkalin pada magma yang sudah mengalami diferensiasi pada Periode 50.000? 10.000 BP. Memasuki Periode 4.200±150 BP, kepundan berpindah ke arah tenggara yaitu Gunung Galunggung dan masih terjadi diferensiasi magma. Periode 1822, 1894, dan 1918, proses diferensiasi berupa fraksionasi kristal terus terjadi bersamaan dengan adanya injeksi magma basaltik. Pada Periode 1982?1983 Fase 1, generasi magma baru rendah Mg naik secara diapirik ke permukaan yang dipengaruhi oleh fraksionasi kristal selama perjalanannya ke permukaan. Sehingga, Fase 1 merupakan magma paling terfraksionasi yang dierupsikan terlebih dahulu, diikuti magma yang kurang berkembang pada Fase 2 dan magma yang tidak termodifikasi serta kaya Mg yang dierupsikan pada Fase 3 1982?1983.