digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan penduduk yang signifikan menjadi tantangan besar bagi kota-kota di berbagai negara, karena berdampak pada kebutuhan akan ruang secara berkelanjutan, terutama untuk tempat tinggal sebagai ruang privat dan secara tidak sadar mengesampingkan ruang publik. Ruang terbuka publik sebagai aset penting dalam memenuhi kebutuhan rekreasi, sosial, dan lingkungan, mengalami penurunan jumlah dan kualitasnya, yang dapat berdampak pada solidaritas dan kepedulian masyarakat. Ruang publik yang memadai juga membuka potensi dan memungkinkan suatu kota untuk dapat berfungsi secara adil dan efisien. Sayangnya dalam proses pembangunan, terdapat kelompok yang seringkali diabaikan akses, kontrol dan partisipasinya, sehingga menyebabkan pembangunan dan penyediaan fasilitas termasuk ruang publik yang cenderung tidak responsif gender. Masalah kesetaraan gender menjadi perhatian penting dalam pembangunan ruang terbuka publik, karena keberadaan ruang terbuka publik yang memadai dapat membantu meningkatkan kualitas hidup manusia dan memecahkan masalah kesetaraan dan keadilan gender. Penerapan smart living dan responsif gender dalam pengembangan ruang terbuka publik menjadi penting untuk dapat menjawab permasalahan penyediaan ruang terbuka publik tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kualitas ruang terbuka publik dengan penerapan smart living dan responsif gender di DKI Jakarta berdasarkan variabel aksesibilitas, penggunaan dan aktivitas, keamanan, dan kenyamanan, serta memberikan rekomendasi upaya dalam peningkatan kualitas yang sesuai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis konten, analisis skoring, dan studi literatur untuk menemukan preseden upaya peningkatan kualitas ruang terbuka publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas ruang terbuka publik di DKI Jakarta sudah baik dalam hal aksesibilitas, penggunaan dan aktivitas, serta kenyamanan, namun perlu peningkatan pada variabel keamanan. Rekomendasi upaya yang disusun adalah berdasarkan hasil pengukuran kualitas RPTRA saat ini, menghasilkan sembilan upaya yang dapat dilakukan guna semakin meningkatkan kualitas RPTRA utamanya mengakomodir isu-isu gender yang masih berkembang.