

COVER Dwina Nugraha
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Dwina Nugraha
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Dwina Nugraha
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Dwina Nugraha
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Dwina Nugraha
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Dwina Nugraha
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Dwina Nugraha
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Prediksi curah hujan Subseasonal to Seasonal (S2S) sebagai pengisi gap antara
prediksi cuaca dan prediksi musim, dapat dimanfaatkan sebagai informasi
pendukung dalam pengambilan keputusan terkait kegiatan mitigasi bencana
hidrometeorologi. Namun, ketidakpastian pada model global menyebabkan
performa model dapat berbeda-beda untuk setiap wilayah dan periode waktu.
Sehingga perlu adanya evaluasi performa model sebelum hasil prediksinya dapat
dimanfaatkan di wilayah Indonesia.
Pada penelitian ini dievaluasi performa prediksi probabilistik curah hujan S2S dari
Multi-model Ensemble (MME) gabungan tiga model pada proyek the North
American Multi-Model Ensemble phase 2 (NMME-2). Evaluasi dilakukan pada
periode Boreal Summer (Mei Oktober) dan Boreal Winter (November April),
serta ketika terdapat fenomena variabilitas iklim skala subseasonal Madden Julian
Oscillation (MJO).
Hasil evaluasi menunjukkan prediksi curah hujan S2S dari MME tiga model
NMME-2 cukup akurat dan dapat diandalkan pada periode Boreal Summer (Mei
Oktober) untuk wilayah Sumatra bagian tengah, Sumatra bagian selatan,
Kalimantan bagian selatan, Jawa, Sulawesi bagian selatan, dan Papua bagian
selatan, dengan rentang nilai CRPS 4-16 mm/7 hari dan reliabilitas kategori
perfect. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada performa prediksi curah
hujan S2S antara periode MJO aktif dan MJO tidak aktif. Perbedaan nilai CRPS
antara kedua periode tersebut hanya berkisar 0,8-1,2 mm/7 hari dan tidak terdapat
perbedaan kategori reliabilitas dalam agregat wilayah se-Indonesia, serta tidak
terdapat perbedaan pola yang signifikan secara spasial. Berdasarkan hasil yang
didapatkan, prediksi curah hujan S2S model NMME-2 memiliki potensi untuk
dapat dimanfaatkan sebagai informasi pendukung terkait kegiatan mitigasi
bencana hidrometeorologi pada beberapa wilayah dan periode waktu di Indonesia.