ABSTRAK Maidatul Fitrani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Maidatul Fitrani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Maidatul Fitrani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Maidatul Fitrani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Maidatul Fitrani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Maidatul Fitrani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Maidatul Fitrani
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Maidatul Fitrani
PUBLIC Yoninur Almira
Perumahan adalah salah satu kekuatan pendorong dinamika perkotaan. Pesatnya
pertumbuhan kota dalam beberapa tahun terakhir telah menimbulkan banyak
masalah bagi negara-negara di dunia. Isu ini tidak hanya mempengaruhi aspek
perencanaan kota saja, juga berdampak terhadap aspek lingkungan dan sosial
budaya. Meningkatnya perluasan kota, penipisan sumber daya alam, kelimpahan
dan kemacetan lalu lintas merupakan sebagian dampak negatif dari pertumbuhan
populasi dan distribusi yang tidak wajar pada lingkungan alam dan budaya
masyarakat.
Peran strategis Kota Tanjungpinang sebagai Ibukota Provinsi Kepulauan Riau
mendorong ekspansi spasial yang cepat di Kota Tanjungpinang dalam beberapa
tahun terakhir. Persoalan perluasan kawasan terbangun didominasi oleh kawasan
perumahan ke luar yang tidak terbatas, berkepadatan rendah, dan pola pertumbuhan
yang sporadis, dengan tren pertumbuhan dan sebaran penduduk yang tidak merata,
mencirikan pertumbuhan Kota Tanjungpinang mengarah pada pola urban sprawl.
Pola pembangunan yang ada menyebabkan berbagai masalah lingkungan dan
penggunaan lahan, sehingga dibutuhkan upaya pengendalian dan manajemen
pertumbuhan. Konsep pertumbuhan kota yang cerdas adalah salah satu strategi
yang memiliki penekanan khusus pada keberlanjutan dan dalam beberapa tahun
terakhir telah dipertimbangkan dalam perencanaan kota dan sistem manajemen di
banyak kota. Strategi utama dari konsep pertumbuhan cerdas adalah menghambat
efek distribusi, didasarkan pada penggabungan penggunaan lahan dan bangunan
yang terkompresi, yang mengarah pada kepadatan tinggi dengan dampak
lingkungan yang lebih kecil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan lahan dan lokasi
potensial untuk pengembangan perumahan di Kota Tanjungpinang dengan
menggunakan prinsip pertumbuhan cerdas. Perbedaan potensi, permasalahan dan
karakteristik masing-masing kelurahan serta isu strategis pembangunan perumahan
menjadi pertimbangan dalam membatasi lingkup wilayah studi pada kawasan
perumahan dengan unit analisis dan pembahasan wialayah administrasi kelurahan.
Metode yang digunakan dalam menjawab sasaran dan tujuan penelitian terdiri dari
beberapa metode penelitian. Dalam memprediksi kebutuhan lahan perumahanii
digunakan pendekatan kependudukan dengan tiga skenario pertumbuhan. Tahapan
pertama dilakukan proyeksi pertumbuhan penduduk dengan metode tren
ekstrapolasi yang kemudian menjadi dasar dalam memprediksi kebutuhan lahan
perumahan. Hasilnya menunjukkan bahwa kebutuhan lahan pada skenario 2 dan
skenario 3 dimana pertumbuhan perumahan dibatasi penggunaan lahannya, luas
kebutuhan lahan 40% lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan perumahan
mengikuti pola yang ada. Prediksi arah perkembangan perumahan, dilakukan
pemodelan dengan cellular automata, dan dilakukan dalam 2 model simulasi untuk
mengetahui gambaran pertumbuhan perumahan dengan atau tanpa prisnisp
pertumbuhan cerdas. Hasilnya menunjukkan perkembangan perumahan mengarah
ke wilayah timur Kota Tanjungpinang dengan pola perkembangan lahan cenderung
berpola linear development mengikuti jaringan jalan, dan sebagian berkembang
membentuk pola scattered sprawl development.
Penelitian ini menemukan bahwa ketersediaan lahan untuk pengembangan
perumahan di Kota Tanjungpinang masih memenuhi kebutuhan sampai dengan
Tahun 2040. Lokasi yang paling potensial untuk pengembangan perumahan adalah
Kelurahan Batu Sembilan, Kelurahan Air Raja, Kelurahan Pinang Kencana dan
Kelurahan Sei Jang. Penerapan prinsip pertumbuhan cerdas dapat membantu
perencana maupun pemerintah daerah dalam mengarahkan dan memanajemen
pertumbuhan kota khususnya perumahan. Dengan bantuan simulasi perkembangan
kawasan melalui permodelan cellular automata, arahan pengembangan perumahan
dapat lebih mudah diprediksi dan diarahkan baik secara spasial maupun luasannya.
Penerapan prinsip pertumbuhan cerdas dapat berupa strategi jangka panjang dalam
mengatur daerah perkotaan, dan akan memberikan hasil yang diinginkan jika
berbagai aspek dipertimbangkan.