Biofarma menghadapi persoalan fasilitas legacy yang menjadi temuan dalam pemeriksaan rutin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Isu dapat meningkat menjadi penutupan fasilitas produksi karena fasilitas lama hampir tidak sesuai dengan cGMP. Studi ini untuk memilih alternatif terbaik membangun fasilitas baru, merenovasi fasilitas saat ini dan manufaktur tol dengan pertimbangan keuangan, kepatuhan regulasi, kecepatan penyelesaian proyek dan risiko strategi. Studi ini menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk mendapatkan keputusan dari ahli di bidang biofarma. responden adalah 7 orang dengan banyak keahlian termasuk keuangan, manajemen proyek, GMP, Operasi, Peramalan Permintaan, Teknologi. Transfer, Pengembangan Bisnis, teknik cGMP dan perwakilan manajemen. Untuk mendapatkan kesimpulan pengambilan keputusan kelompok, hasil masing-masing responden diagregasi dengan rata-rata geometris. Kepatuhan terhadap peraturan (0,356) menjadi prioritas utama, diikuti oleh risiko strategi (0,295), kecepatan penyelesaian proyek (0,250) dan aspek keuangan (0,098). Temuannya adalah membangun fasilitas baru menjadi alternatif terbaik di antara alternatif lain (0,4563) diikuti oleh pembuatan tol (0,3251) dan merenovasi fasilitas saat ini (0,2186). Temuannya adalah membangun fasilitas baru menjadi alternatif terbaik di antara alternatif lain (0,4563) diikuti oleh pembuatan tol (0,3251) dan merenovasi fasilitas yang ada (0,2186) dengan mempertimbangkan kriteria aspek keuangan, aspek regulasi, aspek kecepatan penyelesaian proyek dan aspek risiko strategi. Rekomendasinya adalah untuk membangun fasilitas baru, rencana proyek harus dilaksanakan.