
2023 TA PP MAHESA RHEZNINDYA PUTRA RIYUTARA 1.pdf
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Keberjarakan akibat fenomena isolasi pandemi yang menghambat keberlangsungan
hubungan menjadi titik balik dan dorongan besar dalam memahami kembali relasi
berpasangan (diadik) secara menyeluruh. Pengalaman tersebut melahirkan sebuah
pemahaman baru, yang berujung pada sebuah sikap penolakan terhadap pandanganpandangan yang terbatas sekaligus membatasi, di mana relasi dipetakan sebagai
suatu hal yang absolut. Penggarapan karya Dyad pun dimaksudkan untuk
membebaskan mekanisme relasi diadik atas batasan-batasan absolut serta
mengembalikannya kepada pengalaman yang esensial. Bentuk menjadi bobot
utama pada karya, karena pengalaman esensial yang dituju dapat dibangun secara
formal. Dalam hal ini, bentuk merupakan sebuah ide yang mewakili gagasan akan
kepastian yang terwujud dalam geometri. Intensi pembebasan kemudian dicapai
oleh perombakan, melalui rekonfigurasi kepastian bentuk menjadi jejak. Lewat
rekonfigurasi bentuk dan tindakan medium, gagasan dituangkan secara reflektif dan
analogis. Metode lukis yang digunakan dalam karya ini pun berupa perpaduan
antara kecenderungan batasan garis dan warna yang tegas pada bentuk dengan
sapuan gestural pada jejak. Baik bentuk maupun jejak kemudian menimbulkan
konsekuensi dari berbagai macam relasi diadik di antara masing-masingnya, yang
terwujudkan dalam pasangan antara irisan bentuk yang absolut dengan lelehan cat
yang bebas. Pasangan-pasangan ini hanya dapat hadir akibat batasan warna sebagai
variabel penentu, sehingga hasil akhir karya menunjukkan bahwa perombakan
bentuk relasi yang absolut justru berujung pada perwujudan struktur lukisan yang
otonom dan secara perpetual menunjukkan logika diadik yang inklusif sekaligus
eksklusif.