Pengangguran di kalangan terdidik menjadi tantangan yang lebih besar di Indonesia setiap tahunnya. Keterampilan dan pengalaman lebih dihargai daripada latar belakang pendidikan. Survei Bank Dunia menyatakan bahwa mereka kurang dalam hal ini. Oleh karena itu, platform pengembangan keterampilan yang cocok untuk mengatasi ketidaksesuaian dalam pekerjaan perlu dilakukan di luar pembelajaran yang dapat mahasiswa diikuti oleh siswa di sela-sela kesibukan mereka. Compress Club berdiri pada 2021 sebagai startup pendidikan yang berpusat pada sistem inovatifnya, dengan harapan dapat membantu siswa high-achiever memperoleh soft skill yang lebih baik dan percepatan persiapan. Compress Club memiliki produk yang berbeda untuk siswa dapat berpartisipasi dalam program yang diinginkannya; first-year, middle-year, dan final-year program. Berdasarkan riwayat keuangan perusahaan dari tahun 2023, jumlah konsumen mengalami fluktuasi dan penurunan yang tidak konsisten. Situasi ini menginisiasi Compress Club untuk menciptakan strategi peningkatan mulai dari memprediksi inovasi program yang tepat hingga kesiapan implementasi strategi di masa depan. Compress Club ingin mengetahui kinerja strategi peningkatan bisnis dari aspek finansial. Untuk itu, dilakukan studi kelayakan dari sisi finansial dengan menganalisis Payback Period (PP), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) yang dilengkapi dengan penilaian risiko sebagai bentuk kesiapan strategi peningkatan bisnis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk berkinerja dengan proyeksi 5 tahun dengan mengimplementasikan inovasi program sebagai strategi yang valid dalam meningkatkan kinerja bisnis. Terdapat optimisme bahwa payback period tercapai dalam waktu 11 bulan dengan NPV sebesar Rp1.850.499.938 dan IRR sebesar 130,15% melebihi kriteria kelayakan usaha yang lebih besar dari nilai Weighted Cost of Capital (WACC) yaitu 7,66%.