Kawasan Industri Multi Optimal Sentosa atau biasa disebut KIMOS merupakan
salah satu kawasan industri yang termasuk bagian dari Jatiluhur Industrial Smart
City (JISC) berada di Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat terbagi
menjadi beberapa tahap pelaksanaan, yakni tahap 1, 2 dan 3. Perencanaan KIMOS
Tahap 1 terbagi menjadi dua, yakni Wilayah Cilangkap dan Wilayah Cibarengkok.
Perencanaan sistem drainase yang didesain menggunakan konsep berkelanjutan
dengan embung yang berperan sebagai bangunan pelengkapnya yang didesain
menggunakan periode ulang 5 tahun dengan hujan sebesar 95.88 mm menggunakan
distribusi Log Pearson III. Selain itu, dilakukan pemodelan muka air sungai pada
outlet di masing-masing embung menggunakan hujan desain periode ulang 20
tahun sebesar 134.77 mm, kemudian diperoleh debit puncak sebesar 97.28 m3/s
dengan metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu hingga diperoleh elevasi muka
air pada ketinggian +46.60 m di outlet Cibarengkok dan +39.62 m pada outlet
Cilangkap dengan menggunakan HEC-RAS 6.20. Pada perencanaan sistem
drainase dilakukan dengan EPA SWMM 5.20 yang secara keseluruhan dibagi
menjadi saluran terbuka dan saluran tertutup. Saluran terbuka direncanakan
menggunakan beton precast U-Ditch dengan ukuran terkecil 0.50 x 0.50 m mutu K-
350 dan ukuran terbesar 1.40 x 1.40 m mutu K-350, sedangkan saluran tertutup
direncanakan menggunakan Box Culvert dengan ukuran terkecil 0.80 x 0.80 K-350
dan ukuran terbesar 1.50 x 1.50 m mutu K-350. Pada perencanaan embung, debit
yang masuk ke Embung Cilangkap sebesar 5.08 m3/s sehingga direncanakan tinggi
tubuh embung 2.50 m seluas luas 3.46 hektar dengan tampungan total 81608 m3
sedangkan pada Embung Cibarengkok debit yang masuk sebesar 6.08 m3/s dengan
tinggi tubuh 2.25 m seluas 2.86 hektar dengan tampungan total 65186 m3
dioperasikan menggunakan pelimpah mercu tipe ogee dan dua buah pintu air.
Tubuh embung direncanakan dengan urugan tanah, dihitung analisis stabilitas
lereng menggunakan GeoStudio 2018 R2 dengan kondisi kering, kondisi Normal
Water Level (NWL), High Water Level (HWL) dan kondisi kering dengan gempa
menggunakan kemiringan lereng 1:2 dan diperoleh faktor keamanannya melebihi
faktor keamanan minimum yang ditentukan oleh peraturan yang berlaku di
Indonesia. Untuk menyalurkan air dari embung ke sungai, direncanakan saluran
pembuang menggunakan pasangan batu dengan panjang saluran pada Cilangkap
sepanjang 148.50 m dan Cibarengkok sepanjang 45.00 m dengan dimensi yang
sama, yaitu lebar dasar 2.00 m dan kedalama 0.70 m yang telah ditambahkan dengan tinggi jagaan. Upaya yang dilakukan dalam mempertahankan kinerja sistem
drainase dan embung adalah dengan melakukan pemeliharaan rutin, berkala dan
perbaikan. Pembangunan sistem drainase dan embung memiliki Rancangan
Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp45,712,772,000 atau sebesar empat puluh lima
miliar tujuh ratus dua belas juta tujuh ratus tujuh puluh dua ribu rupiah.