digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kawasan Industri Multi Optimal Sentosa atau biasa disebut KIMOS merupakan salah satu kawasan industri yang termasuk bagian dari Jatiluhur Industrial Smart City (JISC) berada di Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat terbagi menjadi beberapa tahap pelaksanaan, yakni tahap 1, 2 dan 3. Perencanaan KIMOS Tahap 1 terbagi menjadi dua, yakni Wilayah Cilangkap dan Wilayah Cibarengkok. Perencanaan sistem drainase yang didesain menggunakan konsep berkelanjutan dengan embung yang berperan sebagai bangunan pelengkapnya yang didesain menggunakan periode ulang 5 tahun dengan hujan sebesar 95.88 mm menggunakan distribusi Log Pearson III. Selain itu, dilakukan pemodelan muka air sungai pada outlet di masing-masing embung menggunakan hujan desain periode ulang 20 tahun sebesar 134.77 mm, kemudian diperoleh debit puncak sebesar 97.28 m3/s dengan metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu hingga diperoleh elevasi muka air pada ketinggian +46.60 m di outlet Cibarengkok dan +39.62 m pada outlet Cilangkap dengan menggunakan HEC-RAS 6.20. Pada perencanaan sistem drainase dilakukan dengan EPA SWMM 5.20 yang secara keseluruhan dibagi menjadi saluran terbuka dan saluran tertutup. Saluran terbuka direncanakan menggunakan beton precast U-Ditch dengan ukuran terkecil 0.50 x 0.50 m mutu K- 350 dan ukuran terbesar 1.40 x 1.40 m mutu K-350, sedangkan saluran tertutup direncanakan menggunakan Box Culvert dengan ukuran terkecil 0.80 x 0.80 K-350 dan ukuran terbesar 1.50 x 1.50 m mutu K-350. Pada perencanaan embung, debit yang masuk ke Embung Cilangkap sebesar 5.08 m3/s sehingga direncanakan tinggi tubuh embung 2.50 m seluas luas 3.46 hektar dengan tampungan total 81608 m3 sedangkan pada Embung Cibarengkok debit yang masuk sebesar 6.08 m3/s dengan tinggi tubuh 2.25 m seluas 2.86 hektar dengan tampungan total 65186 m3 dioperasikan menggunakan pelimpah mercu tipe ogee dan dua buah pintu air. Tubuh embung direncanakan dengan urugan tanah, dihitung analisis stabilitas lereng menggunakan GeoStudio 2018 R2 dengan kondisi kering, kondisi Normal Water Level (NWL), High Water Level (HWL) dan kondisi kering dengan gempa menggunakan kemiringan lereng 1:2 dan diperoleh faktor keamanannya melebihi faktor keamanan minimum yang ditentukan oleh peraturan yang berlaku di Indonesia. Untuk menyalurkan air dari embung ke sungai, direncanakan saluran pembuang menggunakan pasangan batu dengan panjang saluran pada Cilangkap sepanjang 148.50 m dan Cibarengkok sepanjang 45.00 m dengan dimensi yang sama, yaitu lebar dasar 2.00 m dan kedalama 0.70 m yang telah ditambahkan dengan tinggi jagaan. Upaya yang dilakukan dalam mempertahankan kinerja sistem drainase dan embung adalah dengan melakukan pemeliharaan rutin, berkala dan perbaikan. Pembangunan sistem drainase dan embung memiliki Rancangan Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp45,712,772,000 atau sebesar empat puluh lima miliar tujuh ratus dua belas juta tujuh ratus tujuh puluh dua ribu rupiah.